Karir Firli terbilang moncer. Pada 2005, Firli diberi amanah menjabat sebagai Kasat III Umum Ditreskrimum di Polda Metro Jaya, sebelum menjabat Kapolres Kebumen dan Kapolres Brebes pada 2006 dan 2007.
Setelah mengabdi di Polda Metro Jaya, Firli kemudian ditugaskan menjadi Kapolres Kebumen (2006) dan Kapolres Brebes (2007).
Jabatannya Firli semakin manjak. Pada Tahun 2009, Firli diangkat menjadi Wakapolres Metro Jakarta Pusat dan melanjutkan pengabdiannya menjadi Asisten Sespri Presiden (2010).
Tak sampai di situ, pada 2011, Firli kemudian diberi jabatan baru sebagai Dirreskrimsus Polda Jawa Tengah dan dipercaya sebagai Ajudan Wapres RI Boediono pada 2012.
Jabatan selanjutnya yang dipegang Ferli adalah Wakapolda Banten pada 2014 dan Karodalops Sops Polri 2016. Seiring perkembangan waktu, Firli kemudian dipindah tugaskan ke Jawa Tengah dan diberi amanah menjadi Wakapolda Jateng pada 2016 dan Kapolda Nusa Tenggara Barat 2017.
Pengabdian Ferli terus belanjut. Pada 2018, Firli diberitanggungjawab menjadi Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Firli diketahui sebagai penyidik terbaik Polri. Ratusan kasus pernah dia tangani. Misalnya, Firli mengungkapkan kasus mafia pajak dengan tersangka Gayus Tambunan dan menyelesaikan kasus dugaan korupsi perekrutan CPNS K2 Dompu ketika menjadi Kapolda NTB.
Ketika itu, Firli Bahuri masih berpangkat AKBP, dan merupakan mantan anggota tim independen Polri untuk mengungkap kasus mafia pajak tersebut.
Kala menjadi Kapolda NTB, ia memimpin Polda NTB menyelesaikan kasus dugaan korupsi perekrutan CPNS K2 Dompu dengan tersangka Bupati Dompu H Bambang Yasin (HBY).
Sepanjang jenjang kariernya, ia telah mengungkap ratusan kasus korupsi baik di Jawa Tengah, Banten, dan Jakarta. (Edi Winarto)