Gelombang satu berangkat ke puncak Gunung Marapi pada pukul 06.15 WIB, dikerahkan sebanyak 58 orang, mereka berangkat serentak melalui jalur Pintu satu dengan berjalan kaki.
Diantara mereka adalah Basarnas = 22 orang, Mapala = 9 orang, BNPB = 4 orang, TNI = 10 orang, Mapala Unand (padang) = 6 orang, BPBD Sawahlunto= 3 orang dan dari KPA Lemarsi = 4 orang.
Gelombang kedua tim gabungan yang berangkat pada pukul 08.00 WIB berangkat dari jalur trabas berjumlah 50 orang, mereka terdiri dari TNI: 8 orang, Brimob: 12 orang, warga Masyarakat: 5 orang, BPBD: 10 orang dan dari Polres Bkt: 15 orang.
Gelombang ketiga tim gabungan yang berangkat pada pukul 09.00 WIB berjumlah 59 orang, mereka terdiri dari TNI: 34 orang, Relawan + BPBD: 25 orang
Dan terakhir gelombang keempat berangkat pada pukul 10.15 berjumlah 75 orang, mereka terdiri dari: TNI: 14 orang, Relawan dan Basarnas: 61 orang, menjadikan jumlah total dari 4 gelombang totalnya ada 242 orang.
Cerita pendaki Gunung Marapi yang selamat
Detik-detik saat Erupsi Gunung Marapi, dimulai terdengar suara dentuman keras membuat ke 75 pendaki panik berlarian, diiringi terdengar suara jeritan ketakutan, sebagian pendaki berlarian ke arah ‘Jalan Tikus’ ketika tiba-tiba terjadi hujan batu.
Pantauan keluarga korban
Keluarga korban terdampak erupsi Gunung Marapi histeris ketika menerima keluarganya menjadi korban terdampak erupsi Gunung Marapi, bahkan ada keluarga yang ikut pencarian menuju lokasi hingga sampai ke Puncak Gunung Marapi bersama Tim SAR gabungan untuk menyusul menjemputnya , ternyata ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa.
Pantauan di di RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi, Sumbar terdengar tangisan keluarga korban. Mereka para irang tua serta sanak keluarga dari masing-masing pendaki, diantaranya pendaki almarhum Muhammad Teguh Amanda (20).
Nampak orang tua almarhum histeris begitu mengetahui anaknya tercatat termasuk yang dinyatakan telah meninggal dunia, jasadnya telah teridentifikasi ditemukan oleh Tim SAR gabungan tergeletak tak bernyawa di lereng puncak Gunung Marapi.
Almarhum Teguh adalah warga Desa Malalak, Kabupaten Agam, Sumbar, salah satu dari korban yang ditemukan tak bernyawa terdampak erupsi Gunung Marapi.
Korban Teguh berstatus mahasiswa PNP, telah teridentifikasi di RSAM Bukittinggi pada hari Selasa (5/12), jasad Teguh langsung dibawa oleh keluarganya untuk dimakamkan.
Dan kelima jasad lainnya yang sudah teridentifikasi oleh pihak RSAM Bukittinggi juga telah diserahkan ke pihak keluarganya masing-masing. Selain menemukan jasad Teguh, Tim SAR gabungan juga menemukan jasad lainnya.