Sebagaimana diketahui, Lalu Gita memang aktif melakukan manuver politik untuk maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB 2024. Ia bahkan telah mendaftar di sejumlah partai politik sebagai bakal calon gubernur. Hal inilah yang menjadi dasar pergantian tersebut. Pergantian ini dilakukan karena dalam tahapan menuju Pilkada Serentak 2024.
“Ini memunculkan banyak spekulasi, karena Pj yang diganti beliau punya hajatan maju di Pilgub. Kalau kita lihat dari pembacaan di ruang publik, sulit kita pisahkan dari tafsir adanya muatan politis ini,” terangnya.
Ihsan menilai ada agenda terselubung dari pemerintah pusat dalam proses pergantian ini. Menurutnya, pergantian ini sarat dengan agenda strategis nasional di Pilkada NTB 2024.
“Misalnya menjaga stabilitas di daerah, kemudian agar tidak ada conflict of interest dalam proses tahapan pilkada,” bebernya.
Secara eksplisit, Ihsan menangkap ada pesan lain dari pemerintah pusat dalam rotasi ini. “Saya berpandangan bahwa ada kepentingan lain dari ‘istana’ dalam konteks pilkada. Ini nanti akan kita lihat pembuktiannya dari siapa dan seperti apa kinerja Pj Gubernur yang baru dalam satu sampai tiga bulan ke depan,” terangnya.
Pengamat politik itu menilai akan ada pihak yang diuntungkan dalam proses pergantian Pj Gubernur NTB. Khususnya berkaitan dengan figur-figur yang akan bertarung di Pilgub NTB yang akan dihelat 27 November.
“Kita lihat saja ya, saya meyakini demikian. Ini bagian dari agenda politik istana. Istana juga terlibat,” terangnya.
Lebih jauh Ihsan tak melihat pergantian Pj Gubernur NTB Lalu Gita didasari atas evaluasi kinerja yang dianggap buruk. “Mutasi atau rotasi ini bukan berdasarkan kegagalan, atau kinerja yang perlu dievaluasi,” ujarnya. (tim)