“Kata kuncinya adalah siapa king maker sejati di sini karena Jokowi tidak mau melepas Prabowo dengan siapa nantinya. Mungkin juga Jokowi menilai keadaan calon presiden Ganjar bahwa kamu tidak bisa hanya seperti ini. Ganjar sangat kental PDIP-nya kita tidak tahu prestasinya apa. Jokowi juga menghitung soal kepatuhan Ganjar,” tukasnya.
Sebagai Kader PDIP Jokowi Wajib ke Ganjar
Sementara itu pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan untuk membaca gestur politik atau simbol Jokowi tidaklah sulit.
Dia mengatakan, seseorang yang punya homogenitas, kesamaan pandang dan berjuang dengan partai yang sama, perjuangan politik dan ideologi politik yang sama, pasti akan memberikan dukungan kepada orang yang sama.
“Bukankah Pak Prabowo berbeda partai dengan Pak Jokowi?” kata Emrus.
Emrus mengingatkan saat PDI Perjuangan mengumumkan Ganjar sebagai bakal calon presiden, Jokowi datang langsung dari Solo langsung. Emrus memaknai itu sebagai dukungan penuh Jokowi kepada Ganjar.
Menanggapi soal kebersamaan Jokowi dan Prabowo, Emrus menilai konteksnya lebih soal hubungan antara Presiden dengan pembantunya. Lebih lanjut Emrus menilai kubu Prabowo cerdik. Mereka memanfaatkan simbol itu, mengkapitalisasi dengan menebarkan foto Jokowi-Prabowo di mana-mana.
“Bagaimana pun, dia (kubu Prabowo Subianto) ingin menunjukkan ke publik bahwa Jokowi dekat dengan Prabowo. Oleh karena itu, publik memaknai Jokowi mendukung Prabowo. Teorinya, simbol tidak bermakna, tetapi masyarakatlah yang memberikan makna terhadap simbol. Padahal the real, kalau kita lihat simbol, Jokowi sangat mendukung dan mengapresiasi Ganjar,” tegas Emrus.
Menurut Emrus, bisa saja saat ini Prabowo mengatakan akan melanjutkan program pemerintahan Jokowi karena membutuhkan dukungan dari masyarakat.
Sebab faktanya, sambung Emrus, euforia masyarakat kepada Pak Jokowi sangat tinggi. Begitu banyak apresiasi dan rasa hormat karena keberhasilan Jokowi dalam pembangunan.
“Bagaimana Ganjar Pranowo kalau jadi presiden? Saya dapat mengatakan hampir 100% akan melanjutkan gagasan dan ide Pak Jokowi, karena latar belakangnya sama. Kalau Ganjar tidak melanjutkan, itu tidak akan baik bagi PDI Perjuangan, karena mereka satu rumah. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Saya menganalisis, dukungan Pak Jokowi sangat jelas kepada Pak Ganjar,” ujar Emrus.
Benarkah Gestur Jokowi Lebih Nyaman ke Prabowo?
Berbeda dengan pandangan Emrus Sihombing, Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo justru menilai gestur politik atau arah dukungan Jokowi lebih condong ke Prabowo Subianto, sebagai calon presiden.