Jakarta, EDITOR.ID,- Preferensi dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada sosok calon presiden menjadi salah satu pertimbangan publik dalam menentukan pilihannya di bilik suara Pemilihan Presiden 2024. Sejumlah partai politik dan pihak Istana mengakui, dukungan Jokowi juga berpengaruh terhadap fluktuasi elektabilitas bakal calon presiden yang akan diusung.
Survei Litbang ”Kompas” pada Mei 2023 merekam kecenderungan publik terhadap preferensi Presiden Joko Widodo terkait calon presiden. Sebanyak 16 persen responden menyatakan akan memilih capres yang disarankan Jokowi.
Publik sampai saat ini masih mempertanyakan dukungan politik Presiden Jokowi untuk Pilpres 2024. Jokowi dinilai acapkali memainkan politik simbol sehingga publik memberi tafsir beragam.
Pengamat menilai, hal itu menjadi pemicu adanya manuver untuk memperebutkan dukungan dari Jokowi.
Jokowi sering bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Di sisi lain, dia menghadiri momen-momen penting PDI Perjuangan dan bacapres Ganjar Pranowo.
Lalu, siapakah yang didukung Jokowi pada Pilpres 2024, Prabowo atau Ganjar?
Gaya komunikasi politik Presiden Jokowi dengan bacapres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang muncul di permukaan memang terdapat perbedaan.
Perbedaan tersebut tampil di hadapan publik yang kemudian diartikan sebagai gestur bahwa mantan Wali Kota Solo tersebut lebih nyaman dengan Prabowo Subianto dibandingkan dengan Ganjar.
Pakar komunikasi politik Universitas Airlangga Irfan Wahyudi mengatakan perbedaan gestur tersebut memang benar adanya bahkan pernah dinyatakan secara blak-blakan oleh Jokowi bahwa dirinya lebih nyaman dengan Prabowo untuk menggantikannya kelak.
“Saya melihat ada gestur ke arah sana dan sebetulnya kita sudah tahu dari sinyal seperti salah salah satunya pendukung Jokowi terhadap Prabowo ada deklarasi mendukung Prabowo di Solo. Itu sebegai berimbangan dari kombinasi partai yang mendukung Jokowi seperti PDIP,” ujarnya sebagaimana dilansir dari Media Indonesia.
Sikap PDI Perjuangan (PDIP) yang sudah melabuhkan pilihan kepada Ganjar membuat pilihan Jokowi terkunci untuk memilih pilihannya. Jokowi sejak dulu dianggap sosok yang independen namun tetap membutuhkan suara seolah dia dekat dengan PDIP.
“Tapi yang terlihat di publik dia dekat dengan Prabowo dan sangat cair. Dan PDIP tidak terlihat melawan ini secara terang-terangan”
Jokowi sambung dia terlihat ingin melepaskan diri dari identitas sebagai petugas partai atau keluar dari bayang-bayang partai tertentu seperti PDIP. Sedangkan di sisi lain banyak partai politik yang mengekor kepada partai banteng tersebut yang ingin mengikutsertakan Jokowi salah satunya PSI.