Jakarta, EDITOR.ID,- Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI Habiburokhman mengungkapkan bahwa pihaknya akan memanggil Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman terkait video soal dirinya memerintahkan jajaran TNI AD yang beredar luas di masyarakat.
Dikabarkan bahwa Dalam sebuah video yang beredar viral, Dudung memberikan instruksi keras kepada jajaran TNI AD terhadap kasus pernyataan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon.
Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI Habiburokhman mengatakan, DPR akan menggali informasi apa maksud dan tujuan Jenderal Dudung memberikan arahan kepada prajuritnya untuk mengecam Effendi Simbolon sebagaimana video yang beredar luas di Whats App.
“Terkait pernyataan pak Dudung yang juga sudah banyak beredar di WhatsApp Group komisi di DPR banyak yang mempertanyakan kok DPR diintimidasi,” ujarnya ditemui awak media, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2022)
MKD, lanjut Habiburokhman, bakal meminta penjelasan Dudung mengenai pernyataannya di video yang beredar luas tersebut.
“Kami juga ingin mengklarifikasi karena terkait juga dengan pernyataan Effendi Simbolon. Saya mengusulkan agar MKD juga memanggil saudara Dudung ke MKD jadi supaya clear yang benar katakan benar yang salah katakan salah,” kata Legislator Partai Gerindra tersebut.
Ditegaskan Habiburokhman, banyak anggota dewan yang mempertanyakan sikap Jenderal Dudung sebagaimana dalam video. Karena itu, terang Habiburokhman, diusulkan pemanggilan kepada Jenderal Dudung.
“Saya usul dulu tetapi di WAG banyak sekali saya kan ada di berbagai AKD ada dua AKD masing-masing nanya itu bagaimana sikap MKD kok DPR diintimidasi seperti itu,” ujarnya.
Adapun mengenai kasus pernyataan Effendi Simbolon, ia telah meminta maaf. Habiburokhman hanya menyoroti intruksi Dudung kepada jajaran TNI AD yang dinilai banyak pihak sudah berlebihan dalam menyikapi masalah ini.
“Kita mau clear semua biar clear semua yang salah misalnya Effendi sudah minta maaf ya silakan, tapi kalau ada respon yang berlebihan respon tidak tepat juga baiknya ditertibkan,” imbuhnya. (tim)