“Kalau peningkatan keamanan biasa-biasa saja itu kan. Kita lagi menangani perkara gede. Eskalasi pengamanan harus kita tingkatkan,” ujar Ketut Sumedana, Jumat (24/5/2024).
Sedangkan terkait drone yang melintas di atas Kejaksaan Agung sampai disiagakan tim penembaknya, Ketut mengungkapkan bahwa itu sebagai hal yang biasa.
“Mungkin drone yang mutar beberapa kali ya biasalah kita. Itu kan kantor negara atau pemerintah. Pengamanan harus bagus,” katanya.
Ketut pun enggan berkomentar terkait perkara besar mana yang dimaksud, sehingga membuat Kejaksaan Agung meningkatkan pengamanannya. Dia pun membantah adanya keterkaitan peningkatan pengamanan dengan kejadian yang diduga menimpa Jampidsus Febrie Adriansyah.
Diketahui saat ini Kejaksaan Agung memang sedang menangani beberapa perkara korupsi dengan kerugian negara fantastis dan diduga melibatkan tokoh-tokoh besar. Di antara perkara tersebut yakni korupsi timah, impor gula, emas, dan lain sebagainya.
Jampidsus Dibuntuti Densus 88 Anti Teror
Sebagaimana pemberitaan yang beredar, Jampidsus Febrie sebelumnya, Minggu lalu disebut-sebut sempat diikuti oleh sejumlah orang yang diduga merupakan Anggota Densus 88 Polri. Peristiwa terjadi saat makan malam di salah satu restoran kawasan Cipete, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Ketut Sumedana saat dikonfirmasi mengaku tak mengetahui terkait dengan adanya penangkapan anggota Densus 88 oleh tim pengawal Jampidsus tersebut.
“Saya tidak tahu mengenai informasi itu. Karena tidak disampaikan kepada saya,” ujar kata Ketut.
“Saya saja enggak ngerti itu. Jampidsus enggak apa-apa kok. Biasa aja. Semua berjalan seperti biasa. Pengamanan itu hal yang biasa kalau eskalasi penanganan perkaranya banyak,” tambahnya.
Akan tetapi, kata Ketut mengenai penambahan personel keamanan dari PM dan AD di Kejagung merupakan situasi yang wajar.
“Memang kan di Kejaksaan Agung ada pengamanan organik dari TNI,” kata Ketut. Sementara dari Mabes Polri, sampai berita ini ditulis, Jumat (24/5/2024) tak memberikan respons atas situasi tersebut. (tim)