EDITOR.ID, Jakarta,- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Republik Indonesia Mahfud MD memastikan aparat penegak hukum akan hati-hati dan bekerja sesuai prosedur dalam mengungkap dan menindak jaringan pelaku teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.
“Tadi saya sudah melakukan koordinasi dan kontak langsung dengan kepala BIN (Badan Intelijen Negara), kapolri (kepala kepolisian RI), kepala BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), pimpinan TNI (Tentara Nasional Indonesia), kemudian kapolda (kepala kepolisian daerah Sulawesi Selatan) dan kepala Densus (Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri),” kata Mahfud MD menyebutkan lembaga yang ditugaskan pemerintah untuk mengungkap jaringan teror di Makassar saat jumpa pers di Kantor Kementerian Koordinator Polhukam, Jakarta, Minggu.
Mahfud pun meminta masyarakat untuk tetap tenang dan menunggu hasil penyelidikan dari enam pihak yang telah ditugaskan oleh pemerintah untuk mengungkap dalang di balik aksi teror tersebut.
“Kami mohon pemakluman masyarakat. Artinya, masyarakat harus maklum jika aparat penegak hukum atau lembaga-lembaga yang ditugaskan menghadapi masalah terorisme ini harus berhati-hati karena memang menangani terorisme itu harus benar-benar berhati-hari. Jadi, masyarakat tidak usah terburu-buru, (menanyakan) kok belum diumumkan, ditangkap, dan sebagainya,” kata Mahfud menyampaikan pesan kepada masyarakat.
Ia menerangkan sikap hati-hati itu wajib dipraktikkan para aparat penegak hukum karena mereka berbeda dengan para pelaku teror.
“Teroris dan aparat itu berbeda. Teroris melakukan serangan tanpa aturan hukum. Dia mudah saja menyerang, (sementara) aparat ada aturannya, tidak boleh sembarang menangkap dan mengumumkan (pelaku), karena jika tiba-tiba salah yang jadi korban adalah yang bersangkutan dan keluarganya. Korban bisa saja diisolasi oleh masyarakat. Oleh karena itu, (aparat) tidak bisa salah tangkap dan tidak bisa asal tuduh,” kata Mahfud menjelaskan.
Ia kembali menegaskan bahwa aparat penegak hukum yang telah ditugaskan untuk menangani masalah terorisme akan bekerja sesuai prosedur standar operasional (SOP), yang ditujukan agar kasus bom bunuh diri di Makassar dapat terungkap secepatnya.
Mahfud MD juga memastikan pemerintah telah memerintahkan aparat penegak hukum, seperti kepolisian, untuk meningkatkan pengamanan di rumah-rumah ibadah setelah ada aksi teror di Gereja Katedral Makassar, Ahad.
“Pemerintah juga sudah meminta kepada Polri dan TNI (Tentara Nasional Indonesia) untuk meningkatkan pengamanan di rumah-rumah ibadah dan di pusat-pusat keramaian di berbagai wilayah di seluruh Indonesia,” tutur Mahfud MD.
Ia mengatakan bahwa para pelaku sengaja melakukan aksi teror demi menciptakan kegaduhan dan menebar ketakutan di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, dia meminta para tokoh masyarakat, pemuka agama, dan pemimpin-pemimpin kelompok masyarakat adat untuk turut serta menenangkan masyarakat seraya membantu menciptakan suasana aman dan kerukunan di daerahnya masing-masing.
“Mari kita jaga persatuan sebab terorisme adalah musuh semua agama,” kata Mahfud mengakhiri pernyataan resmi pemerintah yang disampaikan kepada publik pada jumpa pers.
Mahfud menerangkan bahwa insiden itu merupakan aksi teror sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
“Ini menurut UU tersebut adalah kejahatan yang serius, yang membahayakan ideologi negara, keamanan negara, nilai-nilai kemanusiaan, dan kehidupan masyarakat,” kata Mahfud.
Ia menyebut aksi tersebut tidak terkait dengan agama apa pun.
“Ini adalah teror,” katanya menegaskan.
Sejauh ini, Mahfud menerangkan pihak aparat penegak hukum masih mendalami aksi teror bom bunuh diri di gerbang Gereja Katedral Makassar.
“Belum dikaitkan ke sana. Belum dikaitkan dengan penangkapan-penangkapan lain. Kami baru mengungkap jaringan, (ini) baru dianalisis,” tegas Mahfud saat menjawab pertanyaan wartawan.
Bom bunuh diri meledak di gerbang Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, M.H. Thamrin, Kota Makassar, Ahad pagi, usai umat Katolik setempat menjalani ibadah Misa Minggu Palma.
Akibat ledakan itu, dua pelaku teror diduga kuat tewas di lokasi, sementara ada 20 orang, yang di antaranya petugas keamanan gereja serta masyarakat mengalami luka-luka.
?????Korban luka-luka saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Sejauh ini, belum ada kelompok apapun yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. (antara)