EDITOR.ID, Bandung,- Menteri Sosial Tri Rismaharini mengancam akan memindahkan seluruh ASN Kementerian Sosial yang menjadi pegawai Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) Wyata Guna, Kota Bandung, Jawa Barat ke Papua jika masih berperilaku pemalas dan bergaya priyayi.
Ancaman ibu Menteri ini tak main-main. Ia marah besar setelah mengetahui banyak pegawai di instansi tersebut justru enak-enakan duduk di ruang kerja tanpa mempedulikan dan tidak mau membantu operasional dapur umum yang melayani penyandang disabilitas.
Apalagi ketika ia datang bukannya pegawai menyiapkan dapur umum bagi warga yang diayomi Kemensos. Para PNS justru sibuk menyiapkan organ tunggal untuk kehadiran ibu Menteri ke Balai tersebut. Sontak Bu Risma marah besar.
Luapan emosional Risma semakin menjadi tatkala meninjau kesiapan dapur umum. Selain kekurangan peralatan memasak, Risma geram lantaran dapur umum kekurangan personel.
Melihat pemandangan ini Bu Risma marah besar dan prihatin dengan atitude pegawai negeri sipil (PNS) yang jadi pimpinan dan staf di Balai Wyata Guna. Dia pun akhirnya mengumpulkan para pegawai di lapangan.
“Tolong ya teman-teman, saat ini kondisinya dan situasinya kritis. Ini Kementerian Sosial jangan memisah-misahkan diri. Ini malah tidak ada yang nongol,” ujar Risma dengan nada meninggi.
Di sisi lain, banyak pegawai Balai Wyata Guna yang masih berada di dalam kantor dan tidak ikut membantu operasional di dapur umum.
“Rakyat lagi susah sekarang, tenaga-tenaga kesehatan semua susah, tapi semua teman-teman kayak priyayi semua maunya duduk tempat dingin enggak mau susah-susah,” sindirnya.
Risma meminta kepada para pegawai balai untuk lebih peka dan membantu situasi di dapur umum.
“Ayolah kita peduli, jangan jadi priyayi. Semuanya polisi ada di jalan, semua jaga, teman-teman enak duduk di dalam. Di mana perasaan kalian?” cetus mantan Wali Kota Surabaya itu.
Ibu Menteri Sosial pun mengancam kepada pegawai Kemensos yang bertugas di Balai Wyata Guna akan memindahkan mereka bertugas di Papua dalam jangka lama. Ancaman ini dilontarkan Bu Risma karena kecewa dengan sikap dan kemalasan mereka melayani rakyat dan kekurangpekaan mereka dengan Pandemi Covid yang terjadi saat ini.
“Saya tidak mau lihat seperti ini lagi. Kalau seperti ini lagi, saya pindahkan semua ke Papua,” ujarnya, “Saya enggak bisa pecat orang kalau enggak ada salah, tapi saya bisa pindahkan ke Papua. Jadi tolong yang peka”.
Menurut data Kemensos per Senin (12/7/2021), dapur umum Balai Wyata Guna menyalurkan 4.686 butir (2.343 paket).
Paket telur dikirimkan kepada tenaga kesehatan di RSUD Kota Bandung sebanyak 1.006 butir (503 paket), RS Bhayangkara sebanyak 960 butir (480 paket), RS Hasan Sadikin sebanyak 1.200 butir (600 paket), dan RS Al Ikhsan sebanyak 1.076 butir (538 paket).
Selain itu, paket diberikan untuk RS Muhammadiyah sebanyak 100 butir (50 paket), warga isoman di Balai Wyata Guna sebanyak 34 butir (17 paket), warga isoman Cibeureum sebanyak 70 butir (35 butir).
Personel linmas Kelurahan Pasir Kaliki sebanyak 20 butir (10 paket), Tim TAGANA dan Penerima Pelayanan sebanyak 80 butir (40 paket), serta aparat Polsek Cicendo sebanyak 140 butir (70 paket).
Kemensos diketahui menambah tiga dapur umum di tiga kota, yaitu Bogor, Yogyakarta, dan Bali, sehingga jumlah dapur umum yang beroperasi saat ini totalnya tujuh unit.
Marah Besar PNS Siapkan Organ Tunggal
Bu Risma juga sempat marah besar dan prihatin karena pegawai Kemensos di Balai Rehabilitasi Sosial Wyata Guna, enak-enakan dalam bekerja, dan bergaya priyayi atau bos.
Bu Risma ingin Balai ini menyediakan dapur umum untuk memasok makanan bagi masyarakat yang tak mampu. Ehhh yang disiapin oleh pegawainya justru hiburan organ tunggal. Organ Tunggal ini disiapkan konon untuk menjamu Bu Menteri. Mungkin di instansi ini budaya kebanyakan pejabatnya organ tunggal dan hura-hura.
Kronologi kejadian awalnya, saat bu Risma hendak memantau kelangsungan dukungan dapur umum Kemensos di balai tersebut, Selasa (13/9/2021).
Dia hendak memastikan sejauh mana kesiapan Balai Wyata Guna Bandung untuk menyiapkan makanan siap saji dan telur untuk kebutuhan nutrisi selama kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Lucunya saat Bu Menteri sidak dapur umum, pemandangan yang terlihat justru mendapati pegawai BRSPDSN Wyata Guna kalang kabut dan sibuk menyiapkan kibor lengkap dengan pengeras suara aktif. Rupanya kebiasaan jika pejabat atau penggede datang akan dihibur organ tunggal.
Sehingga PNS di instansi Balai Wyata justru sibuk ngurusi organ tunggal. Bukan dapur umum sebagaimana tugas mereka menyiapkan makanan bagi mereka Penyandang Disabilitas Sensorik Netra.
Melihat PNS sibuk ngurusi organ tunggal sontak Bu Risma murka. Kepala Balai Wyata Guna Bandung Sudarsono pun menjadi sasaran amarahnya.
“Ini lagi bapak, ngapain aku disiapi musik segala? Mau tak tendang apa! Emang aku kesenengan apa ke sini,” cetus Risma. (tim)