EDITOR.ID, Jakarta,- Aktivis jaringan anti Narkoba Asri Hadi meminta aparat penegak hukum menelusuri dan mengembangkan kasus penyelundupan 100 gram kokain yang dilakukan aktor Steve Emmanuel. Asri sangat yakin ada dalang atau aktor dibalik kepemilikan narkoba tersebut. Pasti ada yang memasok.
“Jangan berhenti hanya sampai Steve Emmanuel, polisi harus bisa mengungkap bandar atau jaringan narkoba yang ada di lingkungan Steve, pasti ia mendapatkan barang tersebut dari seseorang, nah pihak yang memberi kokain Steve ini yang juga harus diungkap,” ujar Asri Hadi yang juga pengurus Organisasi Anti Narkoba, BERSAMA ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (27/12/2018)
Asri beberapa kali mengingatkan jaringan narkoba di Indonesia masih tumbuh subur. Mereka menyasar kalangan selebritis dan perumahan elite yang tidak terpantau.
“Peredaran mereka sangat sulit dilacak karena mereka ibarat kucing-kucingan dengan aparat. Begitu satu tertangkap sel jaringan ini akan terputus dan semua bandar tiarap. tapi kalau sudah lama mereka menjalankan aksinya lagi membangun pasar dan jaringan pengguna narkoba,” papar dosen Ilmu pemerintahan ini.
Pernyataan Asri ini menanggapi penangkapan aktor Steve Emmanuel diduga terkait penyelundupan narkoba.
Aktor yang pernah membintangi sinetron Buku Harian Nayla bersama Chelsea Olivia itu diamankan polisi karena kepemilikan narkoba jenis kokain. Mantan pacar Andi Soraya ini rupanya membawa barang terlarang tersebut dari negeri kincir angin, Belanda.
“Dibawa menggunakan pesawat dari Belanda,” ujar Kapolres Jakarta Barat, Kombes Hengki Haryadi, saat menggelar konferensi pers di Polres Metro Jakarta Barat, Kamis (27/12/2018).
Dari 100 gram yang dibawa oleh Steve Emmanuel, ada sebesar 92,02 gram yang diamankan polisi. Sisanya sudah dipakai Steve.
“Yang menjadi pertanyaan kok bisa lolos. 100 gram itu barang yang cukup banyak,” sambung Hengki.
Beberapa barang bukti telah diamankan polisi. Beberapa di antaranya ada tiket pesawat, kokain beserta alat hisapnya, sendok dan kartu akses kondominium.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, kepada wartawan di Mapolres Metro Jakarta Barat, Kamis (27/12/2018) menjelaskan bahwa polisi menemukan alat hisap kokain atau bullet di saku celana Steve Emmanuel saat penggeledahan di lobi kondominiumnya pada Jumat (21/12).
Petugas kemudian menemukan alat hisap kokain atau bullet di saku celana. Setelah penggeledahan kamar, ditemukanlah 92,04 gram kokain.
“Penyidik ke kamarnya setelah penggeledahan badan. Ditemukan barang bukti kokain dimasukkan dalam toples,” ujar Argo Yuwono.
Kepada polisi, Steve mengaku sudah lama mengkonsumsi narkoba jenis kokain sejak 2008. Tepatnya, sejak 10 tahun lalu. Awalnya, dia hanya coba-coba lantas menjadi kecanduan.
“Yang bersangkutan sudah gunakan narkotika jenis kokain sejak 2008. Dari keterangan pelaku, dia diberi dan coba-coba,” ucap Argo.
Argo menjelaskan kokain itu diselundupkan Steve dari Belanda. Jumlah kokain yang diselundupkan awalnya 100 gram dengan alasan untuk dikonsumsi sendiri. Dalam waktu empat bulan, baru 8 gram yang dipakai.
“Dia membeli 100 gram dari Belanda. 100 gram, dalam waktu empat bulan hanya 8 gram. Sisa 92 gram,” ujarnya.
“Barang dari Belanda. Menurut tersangka, yang ada di Indonesia kurang bagus kualitasnya. Makanya dia ambil dari Belanda,” tambah Argo.
Sementara itu, Kanit III Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, Maulana Mukaroma menyebut, Steve hanya menggunakan narkotika jenis kokain. Dia tidak mengkonsumi sabu atau ganja.
“Dari hasil tes positif kokain. Menurut pengakuan, dia tidak mengkonsumi narkotika jenis lain. Hanya kokain,” ucapnya.
Hengki mengatakan, Steve Emmanuel ditangkap satuan tugas khusus Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, di bawah pimpinan AKP Maulana Mukarom SIK.
Steve Emmanuel, lanjut Hengky, ditangkap di lobby Kondominium Kintamani A/17/6 RT 001/ 014, Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Jumat (21/12/2018) malam. Polisi menyita 92,04 gram kokain. (tim)