Jakarta, EDITOR.ID,- Ketua Dewan Pembina Koalisi Jokowi Tegak Lurus yang juga founder Sambas Sinergy Khairil Hamzah meyakini paslon Capres-Cawapres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan menjalankan transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan (energy renewable).
Langkah ini untuk mewujudkan swasembada energy dan mengembangkan green energy atau energi ramah lingkungan menuju Indonesia zero carbon. Dan paslon Prabowo-Gibran, menurut Khairil Hamzah sudah punya konsep nyata dan teknologi terkait energi terbarukan tersebut.
Selain itu, lanjut Khairil, proses transisi energi dapat dimanfaatkan sebagai mesin ekonomi baru guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Akan muncul temuan energi ramah lingkungan yang memberikan dampak ekonomis bagi pelaku usaha dan masyarakat dalam pengelolaan energi terbarukan ini yakni energi ramah lingkungan, dan Pak Prabowo sama mas Gibran sudah punya konsep nyata dan jawabannya,” kata Khairil disela-sela menerima kunjungan Ketua Tokoh Adat Masyarakat Kalimantan Prof Dr Rudolf di markas Sambas Sinergy di kawasan Jakarta Selatan, belum lama ini.
Tak hanya soal kebijakan Indonesia menuju energi hijau, tapi lebih dari itu Khairil menilai peningkatan pemanfaatan EBT juga bisa menjadi transisi ekonomi. Di mana pengadaan pembangkit energi saat ini hanya terbatas dikuasai oleh pelaku usaha dengan modal besar (high capital). Namun nantinya akan menjadi lebih terdistribusi kepada pengusaha kelas menengah bahkan kecil.
Kedepannya, kata Khairil, akan dibuatkan kebijakan yang lebih berorientasi pada pemerataan usaha di bidang pengadaan energi listrik. Dan hal ini sangat bisa akan dijalankan melalui kebijakan Prabowo jika nantinya terpilih sebagai Presiden.
“Transisi ekonomi yang tadinya dikuasai oleh high capital karena pembangkit listrik kan ada yang 100 Megawatt ada yang 1000 Megawatt nah itu kan membutuhkan kapital yang sangat besar. Orang-orang kayak kita kan tidak bisa jadi pemain di pengadaan listrik,” papar Advokat pemilik kantor Lawyer KHP Law Firm.
Lebih lanjut Khairil mengatakan transisi energi tidak cuma sekedar transisi pemanfaatan kebutuhan energi dari semula berbasis fosil menjadi energi baru dan terbarukan (EBT) terutama di energi tenaga listrik. Sektor lain seperti transportasi, industri, dan rumah tangga juga perlu dielektrifikasi guna menciptakan permintaan dan penawaran.