Jakarta, EDITOR.ID,- Keputusan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah secara resmi menerima tawaran pemerintah untuk mengelola tambang mengejutkan banyak pihak. Sebab, pada awalnya Muhammadiyah diprediksi pasti akan menolak tawaran tersebut. Sehingga keputusan ini pun menjadi pertanyaan, ada apa Muhammadiyah tertarik berbisnis tambang mengikuti jejak koleganya sesama Ormas Islam terbesar, Nahdlatul Ulama (NU).
Merespon keraguan publik atas putusan Muhammadiyah berbisnis tambang, Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah Haedar Nashir akhirnya buka suara. Tokoh inteletual muslim ini mengatakan keputusan tersebut tidak diambil serta merta. Namun diputuskan dengan pertimbangan cermat, penuh perhitungan dan panjang. Melalui kajian mendalam hingga diwarnai pro-kontra di internal.
“Khusus tentang tambang, kami memang sebagaimana karakter kami, Muhammadiyah, ketika ada tawaran resmi yang tentu ini punya political will yang baik dari pemerintah, tidak serta merta menerima tapi juga tidak serta merta langsung menolak,” kata Haedar dalam konferensi pers usai Konsolidasi Nasional Muhammadiyah, Minggu (28/7/2024).
Haedar menegaskan pihaknya selalu menerapkan disiplin ilmu dalam setiap pergerakan Muhammadiyah. Muhammadiyah, kata Haedar, juga mencermati konteks kehidupan masyarakat di tingkat lokal hingga nasional.
“Karena kami selalu punya prinsip menerima menolak dan melakukan langkah apapun dalam pergerakan Muhammadiyah itu harus berdasarkan oleh ilmu yang diajarkan oleh Islam. Juga berbasis pada pemikiran-pemikiran Muhammadiyah yang kita popularisasikan yakni berbasis pada pandangan Islam berkemajuan,” ujar Haedar.
“Serta juga melihat berbagai konteks kehidupan, di tingkat baik lokal maupun nasional, maka Muhammadiyah selama dua bulan lebih itu memang mengkaji masalah pengelolaan tambang ini,” tambahnya.
Lebih lanjut, Haedar menyebut kelompok kontra memiliki banyak argumentasi, antara lain terkait masalah lingkungan dan pengelolaan tambang yang berpotensi menimbulkan masalah. Sementara, pihak yang pro, disebut memiliki argumentasi mengenai fakta-fakta yang ada di lapangan tentang nilai positif dari pengelolaan tambang.
Haedar juga menegaskan dalam membuat keputusan tidak ada tekanan dari pihak manapun. Ia memastikan PP Muhammadiyah terbiasa menghadapi kritik.
“Kita hadapi secara elegan, seksama. Maka kalau kami mengambil langkah bukan karena ikut-ikutan, bukan karena tekanan sosial. Berbagai aspek semua kita himpun. Jadi pertimbangan PP Muhammadiyah dalam mengambil langkah menyangkut pengelolaan tambang dua pandangan itu hidup,” tegasnya.