Jika sebuah kementerian memiliki organisasi perangkat kerja hingga beberapa kursi jabatan Dirjen atau pejabat setingkat eselon satu. Namun dalam praktek dan outputnya hanya menghasilkan out put tak lebih dari 20 persen dari target dan beban kerjanya, maka Presiden akan segera menerbitkan Perpres untuk memangkas mereka.
Buat ada banyak pejabat memimpin jika hasil kerjanya tidak menyentuh atau dirasakan langsung oleh rakyat sebagai user dan stakeholder sesungguhnya. Presiden biasa menyebut rapor para pejabat tersebut dengan sebutan indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPI). Para pejabat itu harus mampu menuntaskan target KPI dalam 100 hari atau satu semester. Semua ada parameter dan ketentuannya.
Beda dengan “pasukan khusus” Presiden yang direkrut dan dalam organisasi ditempatkan di Istana. Mereka langsung diajak blusukan oleh Presiden ke lapangan untuk menyelami permasalahan. Sepulang dari blusukan Presiden sudah mewarning para pembantunya di Istana ini untuk segera membuat konsep yang nyata dalam menyelesaikan solusi atas masalah di lapangan.
Saat ini penulis melihat Presiden Joko Widodo sedang fokus menguatkan kualitas SDM dan mendorong munculnya wirausaha baru. Ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi para talenta itu yang ditarik ke Istana. Apakah mereka bisa mewujudkan program Presiden Joko Widodo membangun Indonesia Maju.
Selain masalah atitude, integritas dan kecepatan bekerja, makna kenapa Presiden lebih “menggemukkan” organisasi di istana, menurut perkiraan penulis juga menjadi visi Presiden Jokowi dalam menyiapkan generasi muda sebagai penggantinya jika lima tahun atau 10 tahun ke depan, tokoh-tokoh tua itu sudah pensiun, maka tongkat kepemimpinan akan bergeser ke anak-anak muda.
Presiden Joko Widodo tidak ingin regenerasi kepemimpinan Indonesia terputus ditengah. Ia ingin mulai memperkenalkan pada anak-anak muda itu yang dulunya apatis dengan politik dan kenegaraan kini mereka diajak bergabung untuk ikut merasakan bagaimana mengelola pemerintahan dan negara agar mereka siap di kemudian hari menggantikan para seniornya. (***)