Dalam kesempatan itu, Irjen Imam juga mengingatkan semua pihak tidak boleh dilupakan disiplin pada protokol kesehatan dengan menjalankan protokol kesehatan. “Tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan mematuhi aturan pembatasan mobilitas yang ditetapkan pemerintah,” ujarnya.
Kerjasama TNI-IDI
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berkolaborasi dalam mendukung percepatan vaksinasi COVID-19 di Tanah Air.
Hal itu terungkap ketika Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menerima audiensi Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Dr. Daeng M. Faqih didampingi oleh Prof. Dr. Zubairi Djoerban (Ketua Satgas COVID-19) terkait penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia, khususnya dalam program vaksinasi nasional, bertempat di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, 7 September 2021 silam.
Saat menerima jajaran PB IDI, Panglima TNI didampingi oleh Asops Panglima TNI Mayjen TNI Syafruddin, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Madsuni dan Kapuskes TNI Mayjen TNI Dr. dr. Tugas Ratmono.
Sedangkan Ketum PB IDI didampingi oleh Dr. Moh. Adib Khumaidi (Wakil Ketua Umum 1), Dr. Slamet Budiarto (Wakil Ketua Umum 2), Dr. Prasetyo Widi Buwono (Wakil Ketua Umum 3), Dr. Lucky Tjahjono (Ketua EMT IDI), dan Mayjen TNI (Purn) dr. Ben Yura Rimba.
Dalam pertemuan tersebut, Panglima TNI menjelaskan bahwa saat ini TNI masih terus mengerahkan segala daya dan upaya untuk mendukung pemerintah dalam program vaksinasi nasional.
Sebanyak 10.000 vaksinator TNI telah disebar ke berbagai penjuru Indonesia untuk melaksanakan serbuan vaksin di daerah-daerah yang menjadi prioritas, baik karena zonasi maupun karena penyelenggaraan kegiatan nasional seperti PON XX di Papua Oktober nanti.
“Tantangannya saat ini disamping ketersediaan dan kelancaran distribusi vaksin, kita juga masih membutuhkan banyak tenaga vaksinator untuk mengakselerasi kecepatan vaksinasi secara nasional.
Kesadaran masyarakat untuk vaksinasi yang semakin tinggi harus disertai dengan ketersediaan vaksin dan akses vaksinasi yang sebesar-besarnya,” kata Marsekal Hadi dalam siaran persnya.
Menurut Panglima TNI, vaksinasi menjadi salah satu upaya untuk mengubah pandemi menjadi endemi, selain disiplin protokol kesehatan, dan penguatan kapasitas respon (3T), Tracing kontak erat juga menjadi kunci untuk memutus penularan.
TNI dan Polri sudah mengerahkan tenaga tracer, tetapi pelaksanaan tes cepat antigen tetap membutuhkan tenaga kesehatan.