Misalnya ada upaya menang satu putaran itu berkaitan erat dengan kebijakan dan tindakan Presiden Jokowi dalam penunjukan pejabat.
Hal itu bisa terlihat dari data kebutuhan untuk menang satu putaran butuh menang minimal di 20 Provinsi. Presiden Jokowi menjelang Pemilu 2024 sudah melantik 20 Gubernur di 20 Provinsi. Presiden Jokowi juga sudah mengangkat pejabat Bupati dan Wali Kota sebanyak 178, mungkin sekarang sudah bertambah.
Dan kalau di konversi dalam daftar Pemilih tetap per wilayah yang dipimpin oleh pejabat itu jumlahnya fantastis, jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) nya 140 juta DPT itu artinya lebih dari 50% kebutuhan suara untuk menang satu putaran.
Senantiasa Presiden Jokowi dalam satu kesempatan mengatakan, Siapapun bisa dikoreksi per hari,” berbeda ketika koreksi Menteri Dalam Negeri (mengatakan) 6 bulan sekali. Tiba-tiba Presiden Jokowi mengatakan saya bisa koreksi per hari. Per hari ini pun bisa dikoreksi kalau tidak patuh.
Sebenarnya membutuhkan keseriusan melihat kecurangan. Jadi kalau kecurangan dilihat di formulir C1 (hasil pencoblosan) kita tidak melihat apa-apa karena yang ditekan aparat, pemilih, ‘politik uang’ bermain, ‘gentong babi’ bermain, dan juga dana intensif yang disebut sebagai ‘politik gentong babi’.
Sehingga hasilnya terlihat seolah-olah benar, tetapi faktanya proses tidak dijalankan jujur dan adil (jurdil). Dan hal itu menjadikan tidak apa-apa kalau ada yang mengkritik, malah akan senang.
Kembali ke Fadlil Zon, sekarang beliau diam. Karena beliau adalah bagian dari Pelaku yang tidak lagi punya hasrat menjadi korban.
Fadli Zon mengklarifikasi pertama belum menonton film Dirty Vote dan menilai itu semua dugaan membantah dengan meminta pembuktian dari semua yang telah dituding oleh Feri Amsari.
Fadli Zon, “itu semua dugaan, semuanya itu semacam skenario, itulah yang harus dibuktikan apakah itu memang terjadi misalkan pejabat-pejabat yang diangkat hingga bekerja untuk Itu, apa buktinya,” tanya Fadli Zon.”
Oleh karena Fadli Zon belum nonton, langsung dijelaskan Feri Amsari, “Buktinya sudah saya sampaikan di film, pelakunya ada di dalam video, bukti disampaikan beberapa pejabat perintah untuk memilih 02 itu banyak di videonya,” jawab Feri Amsari.
Fadli menyanggah, “iya itu dilaporkan saja,” sambungnya. Dan dijelaskan Feri, “untuk pelaporan di Bawaslu sudah dilakukan, dan Bawaslu tidak bertindak,” lanjut Feri Amsari.
“Masif Terstruktur apa kriterianya,” tanya Fadli Zon? Makanya saya jelaskan Sistemik dan terstruktur, masif nya belum, jadi ada upaya -upaya itu yang dikenal mempengaruhi para pemilih,”