EDITOR.ID ? Jakarta, Ketua Relawan Jokowi Mania Immanuel Ebenezer membantah PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) tidak mencari keuntungan dalam tes PCR.
Berdasarkan hasil temuan, Immanuel mengungkapkan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) sejak tahun 2020 hingga 2021 sudah 7 kali mengubah akta.
?Dari mana tidak mencari keuntungannya (GSI), kita sudah menemukan data dari tahun 2020 sampai 2021, GSI itu sudah 7 kali perubahan akta,? ungkap pria yang biasa disapa Noel ini.
Menurut Noel, artinya mereka coba menyamarkan bisnis mereka di dalam PCR ini. Dalam negara demokrasi, seharusnya good governance melakukan transparansi dengan mengungkap berapa angka sesungguhnya tes PCR .
?Harga PCR sebetulnya berapa? Ini kan tidak diungkap. Dan kita menemukan terakhir kemarin, harga antigen itu cuma Rp18.000 per stik kok mereka naikin Rp100 ribu, ini kan kurang ajar mengambil bisnis di tengah penderitaan rakyat?, katanya
Noel menambahkan, jika pesta di balik mahalnya harga tes PCR dan antigen tidak dihentikan akan sangat berbahaya bagi pemerintahan Jokowi.
?Ini pemeras semua, pemeras. Karena PCR ini lucu dari Rp2 juta, Rp1 juta, kemudian Rp450 Ribu, Rp275 ribu,? ungkapnya.
Perihal ini, Immanuel mengatakan Presiden Jokowi sependapat dengannya bahwa telah terjadi bisnis di balik mahalnya biaya tes PCR dan Antigen.Sebab Presiden Jokowi, kata Immanuel, selalu berpihak pada penderitaan rakyat.
?Problemnya garong-garong, maling-maling di sekeliling Jokowi ini tidak pernah peka sosial. Saya nggak mau pakai kata indikasi, saya bilang garong, maling,? ujar Noel.
Bahkan Noel menantang pihak pebisnis PCR di lingkaran Jokowi yang tidak terima dengan pernyataan untuk melaporkannya ke polisi.
?Kalau mereka tidak suka tinggal laporin, yang namanya Immanuel Ebenezer itu selalu mengkritik dengan kata garong dan maling. Kalau merasa dirugikan laporkan saja, penjarakan saya, nggak susah kok, ini negara hukum,? bebernya.
?Tinggal menunggu aparat penegak hukum, apakah mereka memiliki keberanian untuk memproses para pembantu di lingkran Presiden Jokowi?, tegas Noel, Jumat (5/11/2021)