EDITOR.ID, Jakarta,- Ribuan kapal besar yang setiap hari berlalu lalang di Selat Raffles menjadi kegundahan sosok Syahril Japarin yang saat ini menjabat sebagai Deputi Pengusahaan BP Batam. Mantan Dirut BUMN ini sedih dan prihatin kenapa dari sekian ribu kapal besar yang melintas di Selat Malaka, hanya 10 persen atau sekitar 400 an kapal yang bersandar di pelabuhan Batu Ampar Batam.
Padahal potensi kapal bersandar akan sangat besar jika pelabuhan Batu Ampar ini dikelola dengan baik. Syahril Japarin tidak menuntut pelabuhan ini harus dimodali uang banyak agar bisa bersaing. Bukan itu yang ada dalam gagasan besar seorang Syahril.
“Kita di pelabuhan Batu Ampar di Batam ini sudah 48 tahun tapi tidak berkembang. Yang mampu dihandel itu hanya 400 ribu kontainer, padahal yang melewati Singapura itu lebih dari 60 juta kontainer setiap tahunnya terbukti PSE Singapura itu mereka hampir setiap tahunnya mengelola 60 juta kontainer setiap tahunnya kita cuma 400 ribu, padahal kan selatnya sama,” papar Syahrin.
Apa penyebabnya? Karena pelabuhan kita di Batam tidak terkelola dengan baik. Infrastrukturnya tidak tersedia dengan baik dan manajemennya kurang terkelola secara profesional. “Jadi biaya nya jadi tinggi, siapa mau datang (bersandar,red) ke pelabuhan Batam, ini jadi kegelisahan saya selama ini,” katanya.
Padahal di Selat Raffles rutenya sama, jalannya sama. “Masak kapal-kapal itu mampirnya ke pelabuhan Singapura, kan nggak lucu,” katanya dengan nada tanya.
Tapi pelabuhan tidak beres membuat kapal-kapal itu enggan bersandar ke pelabuhan kita, diantaranya layanan dan kualitas dermaga yang layak.
Ia hanya ingin pengelolaan dan pelayanan pelabuhan ini diperbaiki dan diubah budaya kerjanya. Yang saat ini menjadikan pelabuhan ini tidak kompetitif lagi bersaing dengan pelabuhan PSE Singapura karena cost atau biaya bersandar di Pelabuhan Batam kini menjadi cukup mahal bahkan lebih mahal dari pelayanan pelabuhan Singapura yang berjarak 40 kilometer dari pelabuhan Batam.
Tidak usah mengalahkan pelabuhan Singapura kita menjadi pendukung pelabuhan Singapura saja sudah cukup baik. Apalagi pelabuhan Batam menjadi hub bagi lalu lintas kapal pengiriman barang ekspor ke luar negeri.
“Karena kita hanya butuh pelabuhan yang punya daya saing dari sisi biaya yang murah, tidak terlalu sulit yang penting ada kemauan untuk maju,” katanya.
Syahrin punya gagasan besar membenahi pelabuhan secara total. mulai dari pembenahan manajemen, membuat biaya layanan pelabuhan jangan mahal.