EDITOR.ID, Jakarta,- Musibah banjir besar yang melanda hampir seluruh wilayah Jakarta, Bekasi, Bogor Tangerang, ramai jadi perbincangan di media sosial, khususnya Twitter. Uniknya dari postingan netizen soal banjir, nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok turut jadi topik bahasan warganet.
Selain hashtag #banjir2020 yang terus berada di posisi atas dengan 67 ribu lebih kicauan, ada beberapa hashtag lain yang bermunculan di trending topic Twitter. Salah satu yang cukup menarik perhatian adalah tagar Ahok.
Saat ini, tagar Ahok terpantau berada di posisi ke 13 trending topic wilayah Indonesia dengan 43 ribu lebih tweet dilontarkan oleh netizen. Agaknya, nama Ahok mendadak mencuat lantaran pernah menjadi gubernur DKI Jakarta.
Netizen membandingkan Jakarta dibawah kepemimpinan Ahok yang berhasil mencegah banjir dengan kepemimpinan Anies yang saat ini warga harus menderita akibat musibah banjir.
Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai wajar netizen di media sosial membandingkan kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan pendahulunya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dalam menangani banjir di ibu kota.
Menurut Ari, publik rindu dengan pola kerja Ahok yang tegas dan disiplin. Netizen, menurut Ari, sudah tentu masih ingat pasukan orange (petugas kebersihan) yang sigap mengatasi kebersihan Jakarta.
“Sangat kontras dibandingkan di era sekarang,” katanya di Jakarta, Kamis (2/1/2020) sebagaimana dilansir dari jpnn.com.
Meski sebagian warga rindu sosok Ahok, pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia ini memprediksi mantan Bupati Belitung Timur itu belum berniat maju kembali sebagai calon Gubernur DKI 2022 mendatang.
“Saya rasa Ahok masih jera untuk terjun lagi di gelanggang politik, terlebih di Pilkada DKI 2022 mendatang. Betapa hasil kerjanya yang luar biasa membangun Jakarta dinihilkan oleh permainan ayat dan mayat oleh seterunya ketika itu,” kata Ari.
Pembimbing disertasi S3 di pasca-sarjana Universitas Padjajaran ini juga memprediksi Ahok masih gundah terkait komitmennya yang sungguh-sungguh membangun Jakarta beberapa waktu lalu, tetapi tidak diapresiasi dengan objektif.
“Saya rasa masyarakat ibu kota kini bisa menilai mana tipe pemimpin yang benar-benar kerja atau hanya polesan wacana yang membuai,” pungkas Ari. (tim)