EDITOR.ID, Pasukan Garda Revolusi Iran memamerkan rudal balistik angkatan laut terbaru dengan potensi jangkauan lebih dari 700 kilometer.
Menurut kantor berita Tasnim, rudal yang dijuluki “Zolfaghar Basir” itu adalah varian rudal angkatan laut dari rudal balistik Zolfaghar permukaan-ke-permukaan.
Menurut Teheran, jangkauannya lebih dari dua kali lipat dibandingkan rudal angkatan laut Republik Islam lainnya, termasuk melebihi “Hormuz-2” yang memiliki jangkauan 300 kilometer ketika diuji pada Maret 2017.
Gambar yang diterbitkan oleh Tasnim menunjukkan Zolfaghar Basir dipasang di truk peluncur selama peresmian Taman Dirgantara Nasional Teheran pada Minggu (27/9/2020).
“Pameran ini menunjukkan rencana komprehensif dari kekuatan penangkal sistem (Republik Islam),” kata Komandan Pengawal Mayor Jenderal, Hossein Salami, saat peresmian, menurut Tasnim seperti dikutip dari AFP.
Pengawal Iran menggunakan Zolfaghar pada 2017 dan 2018 saat melawan kelompok Negara Islam di Suriah sebagai pembalasan atas serangan teroris yang dilakukan di negara itu.
Menurut kantor berita IRNA, pada Januari, rudal itu juga digunakan untuk menargetkan pangkalan di Irak yang menampung pasukan Amerika Serikat. Penggunaannya hanya beberapa hari setelah AS membunuh Jenderal Tinggi Iran, Qasem Soleimani, dalam serangan pesawat tak berawak di Baghdad.
Pengungkapan Zolfaghar Basir dilakukan lebih dari sepekan setelah sebuah kapal induk AS melintasi Selat Hormouz dan beberapa hari setelah pengawal Iran membuka pangkalan angkatan laut baru di dekat jalur air yang dilalui seperlima dari minyak dunia.
Jalur pelayaran vital dan perairan Teluk di dekatnya merupakan tempat meningkatnya ketegangan antara AS dengan Iran pada akhir tahun lalu. Saat itu, kapal-kapal diserang secara misterius, drone jatuh, dan kapal tanker minyak disita.
Iran dan AS tercatat dua kali berada di ambang konfrontasi langsung sejak Juni 2019.
Ketegangan antara Washington dan Teheran semakin meningkat di bawah Presiden Donald Trump yang menarik diri dari perjanjian nuklir 2015. Secara sepihak, AS juga memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
Pada pertengahan Agustus, Washington gagal memenangkan dukungan dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Teheran yang akan berakhir secara bertahap mulai 18 Oktober mendatang. (Tim)