Inilah Amalan Doa dan Tempat Paling Mustajab Saat Menunaikan Ibadah Haji

Apapun doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT dengan bersungguh-sungguh dan iklhas senantiasa akan dikabulkan. Namun ada beberapa ulama mashyur yang memberikan tips dan ijazah doa apa yang paling mustajab dan doanya dimana ketika kita sedang melaksanakan Ibadah Haji.

Ilustrasi Doa

Tidak berdoa kepada selain Allah dan tidak memohon selain kepada-Nya. Selain itu, haruslah menguatkan rajâ’ (pengharapan) kepada-Nya, menghadirkan hati dan tidak lengah ketika sedang berdoa.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa Sallam—bersabda, “Berdoalah kepada Allah sedangkan kalian merasa yakin bahwa Allah akan menerimanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari seorang yang hatinya lalai dan lengah.” [HR. At-Tirmidzi]

Seorang yang berdoa hendaknya yakin dalam berdoa dan tidak ragu-ragu. Janganlah ia tergesa-gesa memohon doanya dikabulkan, karena Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa Sallam—bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kalian mengatakan, Ya Allah ampunilah aku bila Engkau menghendaki, kasihanilah aku bila Engkau menghendaki dan karuniakanlah kepadaku rezeki bila Engkau menghendaki.

Tapi, hendaklah ia meyakini permintaannya. Sesungguhnya Allah melakukan apa yang Ia kehendaki. Tidak ada seorangpun yang mampu memaksa-Nya.

Beliau juga bersabda, “Doa setiap orang di antara kalian akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa (meminta dikabulkan) dan mengatakan, “Aku telah berdoa tapi Dia tidak juga mengabulkan doaku.” [HR. Al-Bukhâri]

Hendaknya ia memilih waktu-waktu tertentu yang sangat besar kemungkinan doa akan diijabah, seperti pada sepertiga malam terakhir, seusai shalat wajib, di antar azan dan iqamah, di penghujung hari Jumat, ketika sujud, di saat puasa, ketika dalam perjalanan dan pada waktu-waktu mustajab lainya.

Pada permulaan doa, hendaklah ia menghaturkan pujian kepada Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ, bershalawat kepada Nabi—Shallallâhu `alaihi wa Sallam—serta mengakui dosa dan kesalahannya. Fadhâlah ibnu `Ubaid meriwayatkan, “Ketika Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa Sallam—sedang duduk, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki untuk shalat, lalu berdoa, ‘Ya Allah ampunilah aku dan kasihani aku’.
Kemudian Rasulullah menegur orang tersebut, ‘Engkau telah tergesa-gesa, wahai orang yang shalat! Jika engkau telah selesai shalat lalu duduk, maka hendaklah engkau memuji Allah dengan sifat-sifat yang layak bagi-Nya dan bershalawatlah kepadaku, kemudian berdoalah kepada-Nya. [HR. At-Tirmidzi]

Seorang yang berdoa hendaklah ia mengiba-iba dalam memohon dan merendahkan kepada-Nya, menampakkan besarnya masalah yang dihadapinya, menampakkan kekurangan dan kelemahannya.

Hendaklah ia selalu berdoa di segala keadaan, baik di saat lapang di saat sempit, di saat senang maupun susah.

Hendaknya ia mengulangi doanya sebanyak tiga kali. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa Sallam—bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian mengharapkan sesuatu, hendaklah ia sering-sering memintanya. Karena sesungguhnya ia sedang meminta kepada Tuhannya.” [HR. Thabrani]. Beliau juga bersabda, “Barang siapa yang menginginkan doanya diijabah Allah di saat ia sulit dan kesusahan, maka hendaklah ia banyak berdoa pada saat ia lapang.” [HR. At-Tirmidzi]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: