Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, EDITOR.ID – Indonesia menjadi negara maju yang disegani dunia setelah berhasil meluncurkan Satelit Republik Indonesia atau Satria-1. Satelit Satria-1 dilesakkan dengan roket dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Satria-1 yang mengorbit di ruang angkasa ini bukan satelit kaleng-kaleng, ia menjadi satelit terbesar di Asia sekaligus ke-5 di dunia.
Arief Tri Hardiyanto selaku Plt Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menyatakan bahwa SpaceX telah meluncurkan Satria-1sesuai jadwal.
Satria-1, Satelit seberat 4.600 kilogram itu sukses diluncurkan pada, Senin (19/6) pukul 5.21 WIB atau Minggu (18/6) pukul 18.21 waktu Florida, Amerika Serikat, dengan menggunakan roket Falcon 9 milik perusahaan Elon Musk, SpaceX, sebagai penanggung jawab peluncuran satelit multifungsi itu.
Satria-1 pun mengorbit pada 146 derajat Bujur Timur atau di atas langit Papua
“Sejauh ini, semuanya berjalan sesuai jadwal atau belum ada indikasi adanya penundaan, peluncuran dapat dilakukan tepat waktu,” ungkapnya dalam Konferensi Pers Peluncuran SATRIA-1 di Orlando, Florida, Amerika Serikat, Sabtu (18/6) waktu setempat.
Arief Tri Hardiyanto menjelaskan bahwa Satria-1 ini merupakan satelit multifungsi milik Pemerintah Indonesia berteknologi very high throughput satellite atau VHTS yang diharapkan dapat menyalurkan internet dengan kapasitas setara 150 Gbps.
“Satelit ini akan menjadi terbesar di Asia atau nomor lima di dunia dari sisi kapasitas untuk kelas di atas 100 Gbps” jelasnya.
Kapasitas satelit yang jumbo itu akan dimanfaatkan Pemerintah Indonesia untuk menghadirkan akses layanan internet di wilayah pelosok, tepat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Yang tidak dapat terjangkau dengan jaringan teresterial, seperti BTS, microwave, maupun serat optik,” tambahnya.
Satelit Satria-1 diharapkan dapat menjangkau hingga 50 ribu titik layanan fasilitas publik di seluruh Indonesia, seperti sektor sekolah, puskesmas, kantor pemerintah daerah, sektor keamanan TNI dan Polri di perbatasan.
Satria-1 diharapkan terjadi pemerataan dan keadilan akses internet dan komunikasi bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Namun, satelit itu baru efektif beroperasi mulai Januari 2024.
.Presiden Jokowi Menyaksikan Langsung fam menulis pada akun media sosial resminya.
Momen peluncuran detik-detik — Proyek menghabiskan anggaran sebesar Rp7,7 trilliun telah disiapkan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi sejak 2019, untuk menghadirkan kesetaraan akses internet di fasilitas publik khususnya di wilayah-wilayah tertinggal, terdepan, terluar (3T).