Sebuah studi dari Universitas Tokyo menunjukkan bahwa varian tersebut menyebar sekitar 1,17 hingga 1,27 kali lebih efisien daripada galur XBB.1 dan XBB.1.5, dan menyarankan bahwa varian tersebut berpotensi menyebar ke seluruh dunia dalam waktu dekat.
Hasil tes dari universitas juga menunjukkan bahwa varian tersebut “sangat resisten” terhadap berbagai antibodi Covid-19.
“Ini salah satu yang harus diperhatikan,” kata Dr Maria van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, dalam konferensi pers pada 29 Maret.
Dr van Kerkhove menambahkan, bahwa WHO belum melihat perubahan tingkat keparahan di antara individu atau populasi, tetapi mencatat bahwa “kita harus tetap waspada”.
Di negara mana Arcturus telah ditemukan?
Subvarian Arcturus telah terdeteksi di lebih dari 20 negara lain, termasuk Singapura, India, Nepal, Amerika Serikat, Australia, dan Inggris.
Sebagian besar kasus dilaporkan di Nepal dan India, yang mengalami lonjakan jumlah infeksi dalam beberapa pekan terakhir.
Waspadai bila mata memerah
Mata merah menjadi salah satu gejala baru yang ditemukan pada pasien Covid-19 yang terkena subvarian XBB.1.16 atau Arcturus.
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta — Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama, menyebut, “Mata merah dan belekan jadi salah satu gejala baru Covid varian Arcturus atau Omicron XBB.1.16 yang harus diwaspadai oleh masyarakat secara luas,” ungkapnya Sabtu (15/04/2023).
Info Covid varian Arcturus dari India
“Dari data di India, Covid sub varian Arcturus yang masih merupakan turunan Omicron ini disebutkan memiliki gejala baru yang berbeda dari varian lainnya, yaitu mata merah,” sambung Ngabila Salama, juga seperti dilaporkan India Times.
Vipin Vashishtha, dokter anak dan mantan kepala Komite Imunisasi Akademi Pediatri India, berkata penyebaran Covid varian Arcturus di India membawa gejala baru berupa konjungtivitis yang membuat mata merah, gatal, dan lengket.
Kondisi konjungtiva sendiri sering disebut penyakit mata merah, atau dalam bahasa Jawa sering disebut “Belekan”.
Mata memerah diikuti dengan peningkatan kotoran mata (belek), diiringi batuk kencang, serta dada sesak terasa agak sakit seperti ditarik-tarik, seperti yang terjadi di India.
2 Pasien di Jakarta terinfeksi Covid – 19 varian Arcturus
Di Indonesia sudah masuk Covid varian Arcturus, “Dua kasus,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dikutip Minggu (16/4/2023).
Namun, Ngabila Salama melaporkan adanya dua pasien kasus varian Arcturus di Jakarta berbeda dengan di India, tidak mengalami gejala mata merah.