Airlangga mengatakan telah meminta kementerian dan lembaga menyerahkan hasil negosiasi final.
“Karena Eropa berikan konsesi kita juga berikan konsesi. Targetnya EU CEPA bisa diselesaikan perundingannya sebelum bulan Oktober nanti. Sekarang sudah 19 ronde perundingan dan sudah tinggal chief negotiator-nya aja,” ujarnya.
Airlangga Pimpin Golkar Sejak 2017
Airlangga Hartarto menjadi ketua umum partai Golkar sejak 2017. Pada Musyawarah Nasional (Munas) 2019, menguatkan kembali dirinya untuk tetap menjadi ketua umum sampai 2024. Kepemimpinan Airlangga di partainya itu, rencananya akan berakhir pada Desember 2024 mendatang.
Namun sejak beberapa bulan lalu, memang muncul desakan dari internal agar Partai Golkar segera melaksanakan Munas Luar Biasa untuk regenerasi kepemimpinan.
Kabar Airlangga mundur beredar sejak Minggu (11/8/2024) pagi di kalangan wartawan. Pesan berantai beredar cepat di grup WA wartawan terkait mundurnya Airlangga. Namun, tidak terverifikasi siapa pengirim pertama pesan berantai tersebut.
“Ijin lapor Tum, AH mundur dari Ketum PG dan akan disampaikan dlm rapat Pleno PG hari selasa sore, 13 Agustus 2024 sekaligus menentukan jadwal Munas di bln Agustus 2024,” begitu isi laporan mundurnya Airlangga tersebut.
Sejak era reformasi, Partai Golkar silih berganti dipimpin para tokoh penting. Periode 1998-2004, partai beringin di bawah komando Akbar Tandjung. Kemudia dilanjutkan Jusuf Kalla untuk periode 2004–2009.
Golkar kemudian dipimpin Aburizal Bakrie pada 2009–2014. Kemudian dari 2014-2016, terjadi dualisme antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono. Dari 2016-2017, Golkar dipimpin Setya Novanto. Setelah itu, Airlangga Hartarto memimpin Golkar sampai saat ini.
Dari semua ketua umum Partai Golkar sejak era reformasi tersebut, tak ada satupun yang pernah mengundurkan diri di tengah jalan. Setya Novanto saat itu terpaksa turun dari ketua umum karena kasus korupsi. (tim)