Kronologi
kepala seksi di jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toraja Utara berinisial JG menjelaskan, bahwa ketika itu sedang berlangsung apel gabungan, kemudian Bupati Toraja Utara meminta penjelasan kepada Camat Rantepao, JRE terkait progres penjualan payung untuk dana Natal Pemkab Toraja Utara.
Camat Rantepao berusaha menjelaskan hal tersebut di atas panggung, namun situasi berubah drastis. Bupati marah-marah dan mengusir Camat Rantepao, bahkan berkata kasar.
“Tapi saya dengar kabar katanya Pak Bupati mengatakan dia tidak marah, hanya melarang Ibu Jeny mendekat karena podium dan sekitar podium itu sangat licin, banyak genangan air habis hujan,” ucap JG.
JRE menjawab bahwa dirinya hanya menyebut sudah merasa tidak nyaman.
Sekda Toraja Utara, Salvius Passang, menyatakan bahwa dirinya sudah mendengar polemik yang melibatkan Camat Rantepao.
Namun, ia mengaku belum menerima surat pengunduran diri dari JRE Menurutnya, mungkin ada miskomunikasi antara Bupati dan Camat yang dapat diselesaikan melalui jalan tengah.
Sebelumnya, seluruh ASN diminta untuk membeli payung seharga Rp100 ribu, guna pendanaan perayaan Natal Pemda Toraja Utara.
JRE menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Camat Rantepao, Toraja Utara.
Pantauan sumber perwakilan hariankami.com bersama editor.id di Toraja Utara melihat faktanya setelah JRE resmi mengundurkan diri, ternyata JRE masih ngantor.
Saat JRE ditemui dan mengkonfirmasi alasan mengundurkan diri dari jabatan, putri almarhum Petrus Tangke Rombe (PTR) itu irit bicara, “saya ingin istirahat dan menenangkan pikiran,” jawabnya singkat, “untuk sekarang belum bisa komentar, tapi itu sudah keputusan saya,” sambungnya kepada wartawan Kamis (14/12/2023).
Pantauan di media sosial pada akun Facebook adik JRE yang bernama Angel Nita mengungkap alasan kakaknya tersebut mundur dari jabatannya.
Dalam kolom komentar, Angel menulis bahwa JRE merasa telah dipermalukan oleh Bupati Toraja Utara, Bupati Ombas di depan umum.
Meski begitu, Angel tidak menyebut awal mula dan kapan waktu kejadian kakaknya dipermalukan oleh Bupati Ombas.
“Karena kami bukan Kaunan nya pak Bupati yang dipermalukan seenaknya di depan umum. Yang dimana bukan kesalahannya ibu Jeny, tetapi ibu Jeny yang diusir dari atas podium dari (oleh) pak Bupati layaknya Ibu Jeny seekor binatang, tanpa Pak Bupati mau mendengarkan penjelasan terlebih dahulu dari ibu Jeny,” tulis Angel dalam kolom komentar.
Pada kolom komentar yang sama, Angel juga menyinggung harga diri keluarganya.
Ia menjelaskan bahwa ibu Jeny adalah anak dari almarhum Petrus Tangke Rombe (PTR).