Pada 15 Januari 2014, Moeldoko meraih gelar doktor Program Pascasarjana Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia, dengan desertasinya berjudul “Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia (Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan)”. Ia lulus dan mendapatkan gelar tersebut dengan predikat sangat memuaskan.
Jenderal Polisi Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D.
Saat ini Jenderal Pol Prof Drs H Muhammad Tito Karvanian MA, Ph.D menjadi orang nomor satu di Kepolisian Negara Republik Indonesia. Artinya ia memiliki beban tugas yang sangat berat yakni menjaga keamanan masyarakat dan negara serta mengayomi, melindungi dan melayani rakyat dalam bidang keamanan dan hukum.
Jenderal bintang empat aktif kelahiran Palembang, Sumatra Selatan, 26 Oktober 1964 ini adalah seorang perwira tinggi polisi yang mendapat kenaikan pangkat cukup cepat.
Saat masih menyandang pangkat AKBP, ia memimpin tim Densus 88 yang berhasil melumpuhkan teroris Dr. Azahari di Batu, Jawa Timur, pada tanggal 9 November 2005.
Pangkatnya dinaikkan, dan ia menerima penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Pol. Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, seperti Idham Azis, Saiful Maltha, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel, dan lainnya.
Tito juga pernah memimpin sebuah tim khusus kepolisian yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M. Top.
Atas prestasi ini, pangkatnya dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal Polisi dan diangkat menjadi Kepala Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri.
Kariernya terus menanjak, dan dirinya sempat menjabat sebagai Kapolda Papua dan Kapolda Metro Jaya.
Pada tanggal 14 Maret 2016, ia diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menggantikan Komjen. Pol. Saud Usman Nasution yang memasuki masa pensiun.
Pada tanggal 15 Juni 2016, Presiden Joko Widodo mengirim surat kepada DPR, yang isinya menunjuk Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Pol. Badrodin Haiti yang akan segera pensiun.
DPR menyetujui usulan ini dalam sidang paripurna pada awal bulan Juli 2016. Tito resmi dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 Juli 2016. Dengan jabatan ini, ia menjadi lulusan AKPOL angkatan 1987 tercepat yang menyandang pangkat bintang empat.
Kini dari ketiga putra terbaik bangsa ini manakah yang paling tepat dan cocok dipilih Jokowi untuk membantunya mengatasi masalah keamanan dan kestabilan politik.
“Tentunya tantangan ke depan bukan pekerjaan mudah, sangat berat karena harus menghadapi masa transisi Indonesia menjadi negara yang kuat dari sisi kestabilan politik dan keamanan jika ingin disebut salah satu negara terkuat di Asia,” kata Asri Hadi.