Dan mereka bukan musyrik (yang hendak diselisihi Nabi), tetapi kaum beriman. Kelompok yang keras dalam pemurnian akidah dan ibadah menjelma dalam Wahabisme.
Mereka anti-bid’ah garis keras dan menekankan keutamaan generasi lampau, karena itu disebut salafi. Namun, mereka non-politis. Meski keras dalam persoalan akidah dan fiqih syakhsiyah, mereka ‘moderat’ dalam urusan politik.
Politik adalah soal ijtihâdât. Mereka tidak menyoal sistem mamlakah, imârât, atau khilâfat.
Dakwah mereka murni menyerang ‘syirik kubur.’ Pusat mereka di Arab Saudi, dengan ulama-ulamanya yang terkenal: Ben Baz, Nashiruddin al-Albani, dan Saleh Utsaimin. Kelak, pengikutnya pindah ke Yaman, di bawah bimbingan Syekh Muqbil ibn Hadi al-Wadi’i.
Mereka mengklaim sebagai salafi yang murni. Pengikutnya banyak: lelakinya memanjangkan jenggot dan memendekkan celana. Wanita-wanitanya bercadar sebagai anjuran, bukan kewajiban.
Syeikh Nashiruddin al-Albani, muhaddist yang sangat dihormati di kelompok ini, berpendapat bahwa aurat wanita dewasa adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan (Nashiruddin al-Albani, Jilbâb al-Mar’ah al-Muslimah fi al-Kitâb wa al-Sunnah. Amman: Al-Maktabah al-Islâmiyah, 1993: 46).
Apakah mereka radikal?
Kalau definisi radikal adalah aktivitas politik yang mengancam ideologi negara, jelas mereka bukan. Tetapi, kelompok salafi ini cenderung intoleran dalam perkara furu’.
Mereka gampang membid’ahkan orang, bahkan takfiri.
Ideologi takfiri jadi pangkal kekerasan. Kelompok lainnya tidak terlalu menyoal urusan fiqih khilafiyah.
Konsentrasi mereka adalah perjuangan politik. Asal-usulnya dari Wahabisme yang terpapar ideologi Ikhwan al-Muslimun (IM).
Penetrasi IM ke salafi-Wahabi terjadi pada 1954-1970, ketika pegiat IM diburu Nasser di Mesir dan eksodus ke Arab Saudi. Oleh Raja Faesal, mereka ditampung dan mengajar di Universitas Islam Madinah dan Universitas King Abdul Aziz.
Mereka meradikalkan Wahabisme dengan perjuangan politik, karena itu disebut dengan salafi-haraki. Tokohnya Muhammad Surur ibn Nayef Zainal Abidin, bekas aktivis IM Suriah. Pindah ke Arab Saudi pada 1965, tetapi kemudian dideportasi pada 1974.
Perjuangan dan ideologi politiknya mengancam sistem kerajaan Arab Saudi. Dia pindah ke London dan mengecam para ulama Saudi (Ben Baz, Albani, dan Utsaimin) sebagai ulama ahli haid dan nifas.
Ulama Arab Saudi balik menuding Surur mengembangkan ideologi hizbiyah yang sesat. Karena konsentrasinya perjuangan politik, salafi-haraki-sururi tidak terlalu menekankan fiqih syakhsiyah.