Diakui oleh Buya Syakur, Alquran sendiri pernah menegur umat Muslim melalui surat Al Baqarah ayat 214 yang berbunyi,
أَمْ ØَسÙبْتÙمْ Ø£ÙŽÙ† تَدْخÙÙ„Ùواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتÙÙƒÙÙ… مَّثَل٠الَّذÙينَ خَلَوْاْ Ù…ÙÙ† قَبْلÙÙƒÙÙ… مَّسَّتْهÙم٠الْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء وَزÙلْزÙÙ„Ùواْ Øَتَّى ÙŠÙŽÙ‚Ùولَ الرَّسÙول٠وَالَّذÙينَ آمَنÙواْ مَعَه٠مَتَى نَصْر٠اللّه٠أَلا Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ نَصْرَ اللّه٠قَرÙيبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?†Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Al Baqarah ayat 214).
“Buktikan dengan kemakmuran. Kita bikin negeri ini makmur, kita bantu orang yang susah, kita santuni anak yatimnya. Jalan menuju surga adalah ketika kita bersama-sama membangun keadilan sosial,” tuturnya.
Buya Syakur juga berpesan janganlah menjadi manusia yang merasa paling benar sendiri dan janganlah menyakiti manusia yang lainnya meski ia bukan seiman atau sepandangan pemikiran. Buya menyebutkan, Rasulullah SAW tidak pernah menyakiti orang lain/ umat lain dengan bahasa kafir atau memaksakan agama kepada seseorang dengan wajah memaksa atau mengancam. (tim)