Buat Apa Saya Jadi Gubernur Kalau Rakyat Saya Tetap Miskin

“Untuk apa saya bikin kota itu bagus, untuk apa membangun kota kemudian warga enggak bisa sekolah, terus warganya menganggur. Untuk apa? Enggak ada gunanya, kan, kami membangun itu,” timpal dia.

Meskipun Risma tidak membantah bahwa kolega separtai di PDI Perjuangan, rutin menggoda dirinya maju Pilkada DKI Jakarta.

“Teman-teman selalu nyampein begitu. Artinya, kalau jadi wali kota lalu jadi gubernur naik, dari gubernur ke presiden naik. Bagi saya ya nggak begitu naik itu. Bagi saya, gimana saya bisa ngangkat kehidupan rakyat,” ungkap dia.

Risma mengaku masih mendapatkan laporan bahwa warganya di Surabaya tak bisa sekolah. Risma merasa tak bisa berpuas diri meski pembangunan infrastruktur di Surabaya berjalan cukup pesat.

“Kadang-kadang kalau ada laporan, ya Tuhan, ya sudah, saya cari sampai ke mana-mana punya masalah misalkan nggak bisa sekolah. Tapi kenapa masih ada terus setiap hari,” ujarnya.

“Artinya memang saya nggak boleh berpuas hasil, apalagi teman-teman melihatnya mungkin cuma kasatmata. Secara fisik misalkan Surabaya tamannya bagus, udaranya bersih, nggak banjir, itu kan secara fisik. Padahal di dalam selalu saya katakan, kota atau wilayah itu bukan kata benda, di dalamnya ada manusianya yang harus juga diopeni (diurus),” sambung Risma.

Risma juga mengaku ingin perjalanan hidupnya mengalir saja dan tak dipaksakan ambisi jabatan tertentu. Baginya, pujian dari Megawati adalah motivasi agar kepala daerah lainnya dari PDIP bekerja lebih keras.

“Saya terima kasih atas kepercayaan dari Bu Mega. Meskipun saya selalu sampaikan bahwa tujuan [kerja] saya bukan saya mendapat penghargaan atau apapun,” katanya. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: