EDITOR.ID, Jakarta,- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan terbaru mengenai tren gempa bumi yang terjadi di Indonesia, termasuk di Provinsi Jawa Timur.
Bahkan, BMKG memberikan peringatan bahwa gempa yang sangat mungkin terjadi di wilayah itu dapat mencapai magnitudo 8,7 SR.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut bahwa hal ini didasari pengamatan dua gempa bumi yang melanda Jatim tahun ini. Dan peningkatan aktivitas gempa di kawasan Selatan Jawa Timur dalam lima tahun terakhir. Hal ini menimbulkan potensi gempa yang lebih besar maupun tsunami.
“Jadi, sejak awal tahun kami melakukan, sebelum ada kejadian gempa di Jawa Timur yang sudah dua kali ini, tepatnya akhir tahun kami melakukan evaluasi di wilayah Indonesia ini mengalami peningkatan kejadian gempa di beberapa daerah,” kata Dwikorita dalam webinar kajian dan mitigasi gempabumi dan tsunami di Jawa Timur pekan lalu.
Ia menyebut bahwa ada tren kenaikan kejadian gempa di tanah air dengan berbagai magnitudo. Sejak tahun 2008, rata-rata kejadian 4.000-5.000. Namun, memasuki 2017, jumlah kejadian menjadi lebih dari 7.000 kali.
Dia mengatakan, masyarakat harus mewaspadai potensi dan risiko terjadinya gempa besar ini dengan mempersiapkan jalur evakuasi ke daerah yang dianggap aman, terutama di ketinggian.
Menurut Dwikorita, BMKG juga melakukan pemetaan terhadap kabupaten di Jawa Timur yang berpotensi mengalami tsunami. Berikut adalah rinciannya:
Pantai Teluk Sumbreng Trenggalek: 22 Meter (maksimal)
Pantai Popoh Tulung Agung: 30 Meter (maksimal)
Pantai Muncar Banyuwangi: 18 Meter (maksimal)
Pantai Pancer Banyuwangi: 12 Meter (maksimal)
Pantai Teluk Pacitan: 22 Meter (maksimal)
Pantai Pasirian Lumajang: 18 meter (maksimal)
Pantai Tempursari Lumajang: 18 meter (maksimal).
?Kajian kami, di Indonesia, di kawasan selatan Jawa Timur, terjadi peningkatan aktivitas kegempaan dalam lima tahun terakhir,” kata Rita, sapaan akrab Dwikorita saat mengunjungi Banyuwangi dan bertemu dengan Bupati Ipuk Fiestiadani belum lama ini.
Dia mengatakan perlunya segera dibahas potensi, risiko, dan mitigasi bencana di kawasan Pantai Selatan Jawa, termasuk Banyuwangi. Berdasarkan analisis BMKG, kemungkinan terburuk bisa terjadi gempa berkekuatan 8,7 skala Richter dan juga berpotensi tsunami di selatan Jawa Timur, tidak hanya Banyuwangi.
BMKG merekomendasikan pemerintah daerah untuk meningkatkan mitigasi. “Mudah-mudahan itu tidak terjadi, yang penting adalah menyiapkan mitigasinya,” kata Rita.
Rita menjelaskan, BMKG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi telah meninjau Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Banyuwangi, untuk melihat mitigasi di tempat tersebut. Pancer dipilih karena wilayah ini pernah mengalami bencana tsunami pada 1994.