Kemasukan tiga gol membuat para pemain Indonesia frustasi. Serangan demi serangan yang dibangun selalu kandas karena sesama pemain salah umpan. Dan dengan mudahnya para pemain Thailand mematahkan serangan anak-anak Garuda. Pasalnya, serangan yang dibangun Evan Dimas dkk tidak terkoordinasi dengan baik.
Pola umpan lambung ke depan dan adu fisik berebut bola diatas kembali diperagakan Timnas Indonesia. Pola ini sangat mudah dimentahkan para pemain Thailand yang memiliki postur tinggi.
Para pemain Thailand justru memperagakan umpan pendek dari kaki ke kaki secara cepat (tik tak) gaya Brazil. Alur bola dengan cepat mengalir ke jantung pertahanan Indonesia.
Sementara permainan Indonesia tak ada bentuknya. Padahal setelah menang 3-0 para punggawa Thailand permainannya mulai menurun. Tapi tak mampu dimanfaatkan para pemain Garuda hingga pertandingan berakhir.
Saddil Ramdani yang masuk sebagai pemain pengganti punya kans memperkecil skor, tapi sepakannya dari depan gawang masih melayang di atas mistar.
Sivakorn Tiatrakul punya ruang tembak di depan gawang pada menit ke-80, tapi Ruben Sanadi dengan cepat mengadangnya dan amanlah gawang Indonesia.
Skor 3-0 bertahan hingga pertandingan usai. Ribuan penonton di Gelora Bung Karno, Selama malam itu (10/9/2019) kecewa dan terus menyoraki para pemain Indonesia dengan nada sinis.
Hasil ini menjadi kekalahan kandang terburuk sepanjang sejarah skuat Garuda dari War Elephants sejak milenium baru. Dalam laga-laga sebelumnya kekalahan Indonesia saat menghadapi Thailand selalu dengan hasil kalah tipis. Namun kali ini para pemain Indonesia dipecundangi 0-3 oleh Thailand tanpa kenal ampun.
Supachok Sarachart mencetak dua gol dan satu gol lain tercatat atas nama Theerathorn Bunmathan.
Dengan kekalahan ini, catatan buruk Indonesia saat berjumpa dengan Thailand sejak milenium baru berlanjut. Dalam 11 pertandingan, Indonesia menelan sebanyak 9 kekalahan dan cuma menang 2 kali. (tim)
