Anggota Densus 88 Mata-Matai Jampidsus Diduga Atas Perintah Seorang Kombes, Ini Sosoknya

Anggota Polisi militer pengawalan Jampidsus itu tak puas. Ia lalu meminta agar Bripda IM menjawab lengkap tentang siapa yang dimaksud dengan bos tersebut. Bripda IM pun mengungkapkan sebuah nama, pangkat, dan posisi bos yang dimaksud.

Jampidsus Kejagung Febrie Adriansyah dan Logo Densus 88

Ucapan akhir Bripda IM, terpotong karena personel POM mencecar pertanyaan lain tentang target penguntitan. “Ngikutin siapa?,” begitu tanya personel POM kepada Bripda IM. Anggota Densus 88 kelahiran 1999 itu pun menjawab, “Orang Kejagung (Kejaksaan Agung),” ujar Bripda IM.

Bripda IM pun menjawab lebih spesifik tentang siapa orang Kejagung yang dimaksud menjadi target penguntitan. “Jampidsus. Disuruh ngikutin saja. Ngikuti ke mana saja. Begitu Pak,” ujar Bripda IM.

Dari pengakuan Bripda IM, dirinya tak tahu-menahu tentang apa motivasi, maupun target utama dari perintah Kombes MTK alias Pak T untuk menguntiti Jampidsus tersebut. “Saya kalau karena apanya, saya nggak dikasi tahu. Cuma disuruh ngikuti saja. Kayak gitu,” ujar Bripda IM.

Bripda IM mengakui, dalam melakukan penguntitan tersebut, timnya sudah melakukan kegiatan pemotretan. Pun perekaman terhadap aktivitas Jampidsus Febrie Adriansyah. Bripda IM mengatakan, dokumentasi dari penguntitan tersebut semestinya dia kirimkan kepada atasan. Namun video rekaman tersebut tak jadi dikirim lantaran terlanjur tertangkap basah.

“Belum. Belum dikirim,” ujar Bripda IM.

Setelah ditangkap, dan introgasi singkat, POM membawa Bripda IM ke kompleks Kejaksaan Agung (Kejakgung) untuk dilakukan pemeriksaan tambahan ke dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Gedung Kejagung Mencekam, Aparat Berseragam Hitam-Hitam Datang

Aksi mata-mata Densus 88 terhadap Jampidsus Febrie Adriansyah, dan penangkapan satu anggota kepolisian antiterorisme tersebut sempat berujung panjang. Pada Senin (20/5/2024) malam suasana gedung Kejagung mencekam. Puluhan personel dari Densus 88 dengan seragam hitam-hitam, dan membawa senjata laras panjang, mendatangi kompleks Kejakgung.

Puluhan anggota polisi antiteror itu melakukan konvoi mengendarai motor trail, menyalakan sirene, menggeber-geber gas motor, sambil berteriak-teriak. Mereka mengelilingi Gedung Kejagung menyusuri Jalan Bulungan dan Jalan Panglima Polim di kawasan Blok-M Jakarta Selatan (Jaksel). Bahkan mengerahkan kendaraan lapis baja mengelilingi kompleks Kejakgung lebih dari tiga sampai empat kali.

Pasukan tersebut, sempat berhenti seperti pamer kekuatan di gerbang barat kompleks Kejakgung yang berada di Jalan Bulungan. Kejadian serupa juga terjadi Kamis (23/5/2024) malam. Dan pada Selasa (21/5/2024) seluruh pengamanan dalam (Pamdal) Kejakgung mengenakan rompi antipeluru.

Kejakgung, pun dalam pengamanan maksimal militer dari satuan POM Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU), serta Angkatan Darat (AD) baret hitam. Dan pada sore hari itu juga, pengamanan militer menemukan adanya aktivitas pengintaian melalui udara menggunakan pesawat tanpa awak atau drone di atas Gedung Kartika tempat Jampidsus Febrie Adriansyah berkantor.

Jampidsus Febrie Bungkam Tak Mau Memberi Penjelasan

Jampidsus Febrie Adriansyah tak mau berkomentar banyak perihal rekaman suara introgasi yang dilakukan oleh militer pengawalnya terhadap Bripda IM. Karena kata Febrie, masalah kuntit-menguntit itu sudah menjadi persoalan antarkelembagaan Kejakgung dan Polri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: