EDITOR.ID, Jakarta,- Setelah ditunggu-tunggu dan menanti dengan berdebar-debar, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang sejak awal adalah parpol pendukung Capres Joko Widodo, akhirnya terwujud ikut menikmati kue kekuasaan. Kader PSI akhirnya dipanggil Presiden Jokowi siang ini ke Istana Kepresidenan Jakarta.
Kader tersebut bernama Surya Tjandra, mantan Caleg andal PSI. Nama Surya Tjandra masuk dalam jajaran Calon Wakil Menteri yang siang hari ini dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Kepresidenan.
Selain Surya Tjandra juga ada nama Angela Tanoesoedibjo, putri dari bos MNC Group yang juga konon akan masuk dalam jajaran kabinet sebagai Wakil Menteri.
Informasi yang berhasil dihimpun, siang ini Jumat (25/10/2019) Surya Tjandra sudah hadir ke Istana.
Pemanggilan Surya Tjandra sangat mengejutkan sejumlah kalangan, karena sejak awal yang digadang-gadang akan masuk kabinet adalah Ketua Umum PSI Grace Natalie. Namun, konfigurasi kemudian berkembang dan berubah. Surya Tjandra yang datang ke Istana.
Mengutip dari laman PSI, Surya Tjandra dibesarkan di keluarga yang tak berpunya. Orangtuanya pedagang ayam potong di Pasar Jatinegara, Jakarta.
Kala itu, Surya dan orangtuanya tinggal di rumah kontrakan dan kerap berpindah-pindah, namun tidak pernah terlalu jauh dari pasar Jatinegara.
Dalam mendidik anak-anaknya, orangtua Surya selalu mendorong untuk tekun dalam mengapai cita-cita tapi juga memberikan kebebasan yang cukup untuk memilih sendiri apa yang ingin dicapainya.
Karena kondisi ekonomi yang tidak mencukupi, Surya dan kakak-kakaknya pernah tidak diperkenankan mengambil rapor sebelum melunasi biaya sekolah. Karena kondisi ekonomi yang sulit juga, dua kakaknya Surya terpaksa berhenti kuliah.
Menyadari kondisi sulit tersebut, Surya memasang tekad untuk masuk ke sekolah negeri agar terjangkau biayanya. Surya kemudian diterima di SMA Negeri 68, Jakarta Pusat, dan selanjutnya diterima di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI).
Seandainya Surya tidak diterima di UI, mungkin Surya tidak akan kuliah karena tidak ada biaya. Diterima di FHUI menjadi kebanggan buat Surya karena hanya dirinya yang menjadi sarjana pertama di keluarganya.
Lebih jauh dari itu, Surya mendapat beasiswa untuk meneruskan pendidikannya di bidang hukum untuk program S2 (di Universitas Warwick, Inggris) dan program S3 (di Universitas Leiden, Belanda).
Surya punya sensitivitas yang tinggi dengan isu kemiskinan dan ketidakadilan. Hal ini yang mendorongnya untuk memilih bekerja di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, LSM yang menyediakan bantuan hukum bagi rakyat miskin dan buta hukum.