EDITOR.ID, Indramayu – Lonjakan penumpang kereta api (KA) diperkirakan terjadi pada cuti bersama dan libur panjang akhir Oktober ini. Situasi itu memengaruhi kondisi di setiap stasiun, semisal adanya penumpukan penumpang dalam waktu yang bersamaan.
Antrean panjang dikhawatirkan bakal terjadi karena adanya penerapan protokol kesehatan bagi penumpang. Diantaranya menyoal tahapan wajib bagi penumpang yakni mengikuti tes cepat (rapid test) covid-19. “PT. KAI menyiapkan 30 stasiun untuk lokasi rapid test bagi calon penumpang,” ungkap Manager Humas PT KAI Daop 3 Cirebon, Luqman Arif, Senin (26/10).
Hanya saja, kata Luqman, lonjakan penumpang mengakibatkan antrean panjang rapid test. Di Daop 3 saja, dua lokasi yang telah dibuka, stasiun Kejaksan dan Prujakan, setiap hari melayani 100 penumpang untuk rapid test. “Jumlah itu terjadi sejak tiga hari terakhir. Artinya akan ada lonjakan pada hari-hari berikutnya,” kata dia seraya menambahkan layanan rapid test dimulai jam 8 pagi sampai jam 5 sore dengan biaya sebesar 85 ribu rupiah.
Untuk itu, imbuh Luqman, untuk menghindari keterlambatan, calon penumpang disarankan rapid test mandiri pada H-1 keberangkatan. Namun jika memaksa rapid test pada hari keberangkatan, calon penumpang diharapkan bisa mengatur rentang waktu yang cukup. “Jangan sampai karena rapid test, penumpang malah ketinggalan kereta api. Datang lebih awal, tidak disarankan datang 3 jam sebelum keberangkatan,” imbuh dia.
Pada bagian lain Luqman menegaskan bagi calon penumpang terkonfirmasi reaktif usai rapid test maka tidak diperkenankan melakukan perjalanan KA. Tiket akan dilakukan pengembalian bea 100% diluar bea pesan serta disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
Reporter : Hendra Sumiarsa