Pengangkatan Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo oleh Jokowi ini merupakan sinyal dan pertanda bahwa Jokowi mencintai figur pemimpin daerah yang bertipe eksekutor, pekerja keras, dan jelas hasil kinerjanya untuk menjadi para pembantunya.
EDITOR.ID, Jakarta,- Meski jabatannya baru seumur jagung, Â Hasto Wardoyo yang baru saja ditugasi Presiden Joko Widodo sebagai pembantu barunya untuk menahkodai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), langsung tancap gas. Mantan Bupati Kulon Progo ini menjalankan misinya membidik kaum remaja sebagai target sasaran.
Hasto melihat permasalahan remaja pada saat ini merupakan permasalahan yang sangat kompleks. Selain juga rentan dalam penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif (Napza), serta kenakalan remaja lainnya, seperti seks pranikah, narkoba, yang mengancam juga akan terjadinya pernikahan dini.
Berdasarkan data BKKBN, jika tren permasalahan ini berlanjut, pada 2020 bisa sekitar 142 juta remaja putri akan melakukan pernikahan sebelum mereka genap 18 tahun.
“Hal ini berarti, ada 14,2 juta remaja putri yang melakukan pernikahan dini setiap tahun atau 39.000 setiap hari,” paparnya.
Padahal jelas-jelas pernikahan dini menempatkan remaja putri dalam resiko tinggi terhadap kehamilan dini dan kehamilan tidak diinginkan, dengan konsekuensi ancaman kehidupan.
Pencegahan pernikahan dini akan membantu penurunan resiko infeksi pada saat melahirkan bahkan ‘ancaman’ kematian pada saat ibu melahirkan serta bayi cacat lahir.
“Remaja merupakan individu-individu calon pasangan yang akan membangun keluarga dan calon orangtua bagi anak-anak yang dilahirkannya sehingga perlu disiapkan agar memiliki perencanaan dan kesiapan berkeluarga,” ujar Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam kegiatan Generasi Berencana (GenRe) Educamp 2019 di Kiram Park, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Jumat (5/7/2019).
Kesiapan berkeluarga merupakan salah satu kunci terbangunnya ketahanan keluarga dan keluarga yang berkualitas sehingga diharapkan mampu melahirkan generasi yang juga berkualitas.
Oleh karena itu Hasto Wardoyo akan berjuang keras agar remaja tidak menikah dini. Selain menyangkut faktor kesejahteraan, ada dampak negatif terhadap kesehatan yang belum banyak diketahui masyarakat.
Dia mengatakan, pernikahan dini menempatkan remaja putri dalam risiko tinggi terhadap kehamilan dini yang tidak diinginkan dengan konsekuensi ancaman kehidupan. Pencegahan pernikahan dini akan membantu penurunan risiko infeksi saat melahirkan, bahkan ancaman kematian ibu hamil dan bayi lahir cacat.