Prof Zubairi Djoerban selaku Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendukung bila tes Polymerase Chain Reaction (PCR) mendapat subsidi dari pemerintah agar makin ramah di kocek masyarakat.
Presiden Jokowi sebelumnya telah menginstruksikan agar harga tes PCR dapat diturunkan menjadi Rp 300 ribu. Selain itu, tes PCR ini juga diminta agar dapat berlaku selama 3×24 jam untuk perjalanan pesawat. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM, Senin (25/10), dikutip dari laman Republika.
Zubairi menyambut positif instruksi Presiden Joko Widodo agar harga tes PCR bisa diturunkan sampai Rp 300 ribu. Ia meyakini harga PCR masih bisa terus ditekan dengan tangan dunia usaha dan pemerintah.
Menurutnya rencana harga tes PCR sebesar Rp 300 ribu masih memberatkan sebagian kalangan masyarakat. Rencana ini menurutnya tetap akan mendapat penolakan masyarakat bila PCR jadi syarat di semua moda transportasi.
?Harga tes PCR jadi Rp300 ribu sepertinya masih berat bagi sebagian besar kalangan. Apalagi jika diterapkan di seluruh moda transportasi. Bayangkan kalau sekeluarga 4-5 orang. Kekuatan pasar harus mendorong harga PCR terus turun–didukung pemerintah yang juga menerapkan subsidi?, jelas Zubairi dalam akun twitter @ProfesorZubairi, Rabu (27/10).
Zubairi tetap optimis pemerintah bisa memberikan subsidi terhadap tes PCR berdasarkan pengalamannya pada 1987 saat harga tes viral load (tes mengukur jumlah virus HIV dalam darah) amat mahal yaitu Rp 1,7 juta. Namun pada akhirnya pemerintah memberi subsidi pada tes viral load.
“Kemudian turun beberapa kali sampai akhirnya pemerintah punya program subsidi tes tersebut. Kalau tes viral load bisa, kemungkinan tes PCR juga bisa,” ungkap Zubairi.
Zubairi dalam akun twitternya juga berpesan agar masyarakat tetap mentaati protokol kesehatan dengan menggunakan masker terutama saat di tempat tertutup.