EDITOR.ID ? Surabaya, Badan Eksekutif Universitas Airlangga (BEM Unair) mengalami dugaan penipuan dan atau korupsi terkait pengadaan jaket seragam BEM Unair.
Kabar masalah ini muncul bukan dari Presiden BEM Unair , namun dari pengurus yang lain yakni Achmad Alak, yang juga Menteri Ekonomi Kreatif BEM Unair.
Alak sebagaimana menerangkan awal mula peristiwa ini muncul setelah pihaknya melakukan pemesanan jaket seragam BEM Unair ke pihak penyedia jasa konveksi.
Sejak bulan Februari 2021, pihaknya telah melakukan beberapa survey terkait rencana penggarapan jaket BEM UNAIR ke berbagai kenalan yang memiliki bisnis konveksi untuk menjalin kerja sama.
?Di sini kami ingin memberdayakan teman-teman mahasiswa yang mempunyai bisnis konveksi untuk kita berikan wadah sebagai eksekutor penggarapan jaket BEM UNAIR. Pada Februari kita sudah melakukan interview dengan beberapa temen-temen bisnis konveksi,? kata Alak dalam unggahan akun Instagram @alakachmad (16/6).
Akhirnya ada salah satu rekan yang menawarkan bahwa dirinya memiiki kenalan vendor yang mungkin bisa membantu dalam pengadaan jaket tersebut. Ia pun menyetujui bahwa dirinya akan mempercayakan penggarapan jaket BEM UNAIR pada rekannya tersebut hingga dia telah melakukan transfer uang sebesar Rp 20 juta.
?Jelang beberapa hari kita telah menyepakati MoU dan sudah mentransfer uang muka sebesar Rp 20 juta. Setelah memberikan uang muka sebesar Rp 20 juta, kami ingin bersilaturahmi dengan penjahit, mereport penggarapan jaket sampai dimana,? ungkapnya.
Pihaknya kemudian menghubungi pihak penjahit untuk melakukan report tentang jaket yang tengah digarap.
?Reporting ini juga diperlukan untuk menambah kepercayaan pengurus BEM Unair dan juga bentuk pertanggungjawaban kita untuk penggarapan jaket BEM Unair ini,? jelas Alak
Yang mengejutkan, ternyata pihak yang menghubungkan kepada vendor tiba-tiba menghilang tanpa kabar, sekaligus tidak bisa dihubungi.
?Beliau menjanjikan pada tanggal 22 Mei 2021 akan pergi ke Surabaya untuk menjembatani kami dengan penjahit. Tetapi pada tangal 23 Mei saya menghubungi beliau tidak ada kabar,? kata Alak.
Hingga video tersebut dibuat, terduga pelaku tidak pernah merespon pesan singkat ataupun telepon dari Alak untuk memastikan penggarapan jaket tersebut.
Akhirnya, pihak Alak memutuskan untuk datang langsung ke pihak vendor, namun dia belum mendapat jawaban terkait penggarapan jaket tersebut.
?Kemudian saya menginisiasi untuk berangkat kepada alamat yang tertera pada MoU, di situ penjahit mengaku tidak mengetahui dan mengaku tidak menerima pesanan atas nama BEM Unair dan juga alamat vendor tidak sesuai dengan apa yang tertulis dalam MoU,? ucapnya.
Dengan mempertimbangkan seluruh kejadian yang telah dialami oleh Alak tersebut, dirinya kemudian melaporkan tindakan tersebut ke Polrestabes Surabaya dan dia merencanakan akan melakukan somasi kepada terduga pelaku.
?Saya juga sudah menghubungi dan berkonsultasi dengan pihak Dirmawa terkait kasus panggarapan jaket BEM Unair ini,? jelasnya.
Setelah Alak mendatangi pihak Dirmawa, ternyata memang Dirmawa sendiri juga mengkonfirmasi bahwa telah ada salah satu rekan yang sempat meminjam uang sebesar Rp 20 juta dan sudah dicairkan.
?Namun uang itu tidak pernah saya terima dan saya tidak tahu-menahu perihal itu,? tegasnya.
Bahkan dari pihak Dirmawa sendiri juga mengonfirmasi bahwa dirinya tidak tahu mengenai vendor atas nama terduga pelaku. Kemudian yang diketahui oleh pihak Dirmawa hanyalah BEM Unair sedang mengalami musibah terkit masalah itu.
?Saya berusaha maksimal untuk mencari informasi yang berkaitan dengan panggarapan jaket BEM Unair ini. Saya mengajak teman-teman mahasiswa untuk mengawal proses penggarapan jaket BEM Unair ini agar tidak terjadi kembali kasus penggelapan dana,? tutup Alak.