EDITOR.ID, Jakarta,- Masih banyak sebagian kalangan belum paham seperti apa bentuk batu suci Hajar Aswad. Jika ada jemaah haji atau umroh mencium Hajar Aswad sebenarnya dia hanya mencium luarnya atau pelindungnya dari bahan perak buatan manusia.
Namun batu suci Hajar Aswad ada di dalamnya dan tidak terlihat mata secara langsung karena ditutupi oleh perak pelindungnya agar tidak rusak.
Namun baru-baru ini Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci Arab Saudi melakukan kegiatan fenomenal dengan mendokumentasikan foto batu suci Hajar Aswad yang sesungguhnya di Ka’bah dalam Masjidil Haram dari jarak dekat.
“Ini penting karena dalam hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini pertama kalinya ada foto digital batu yang diperbesar dan orang dapat melihat batu itu dari dekat dan secara personal,” kata Afifi Al-Akiti, peneliti studi Islam di Oxford University yang tidak terlibat dalam proyek tersebut.
Foto pertama memperlihatkan wujud Hajar Aswad yang dilindungi oleh lingkaran perak seperti yang sudah sering kita lihat selama ini. Lalu foto kedua lebih detail dengan menampilkan bentuk batu tersebut secara keseluruhan. Kemudian foto ketiga memperlihatkan adanya batu hitam di Hajar Aswad.
Ternyata, setelah dipotret dengan foto resolusi tinggi tampaklah keajaiban Hajar Aswad. Batu ini tidak hitam seperti sangkaan banyak orang. Ia mengeluarkan Warna aslinya yang lebih seperti merah dengan beberapa bagian hitam.
“Orang bisa lihat bahwa ternyata batu ini tidak hitam. Meskipun batu ini belum pernah difoto seperti ini sebelumnya, saya pikir umat Muslim rendah hati dan ilmu pengetahuan bisa berperan penting dalam agama,” kata dia.
Dalam proses pemotretannya, diambil 1.050 foto yang masing-masing berukuran 160 gigabyte. Selanjutnya, digunakan sebuah teknik yang disebut focus stacking yang menggabungkan beberapa foto dengan titik fokus berbeda guna menjaga ketajaman hasil akhir.
Foto tersebut diambil dengan menggunakan teknik fokus panorama bertumpuk. Dalam teknik itu, foto-foto dengan kejernihan berbeda digabungkan untuk menghasilkan satu foto dengan tingkat akurasi dan kualitas tinggi.
Diketahui, butuh waktu sekitar tujuh jam untuk mengambil foto hingga 49.000 megapiksel. Ini adalah kali pertama dunia bisa melihat Hajar Aswad dari jarak sangat dekat.
“Ini adalah pertama kalinya dunia melihat Hajar Aswad lebih dekat,” demikian pernyataan Presidensi Dua Masjid Suci Arab Saudi.
Gambar yang diambil sangat jelas sehingga setiap orang bisa melihat setiap bagian batu yang tidak terlihat sebelumnya. Sehingga penampakan hajar aswad bisa disaksikan dari jarak dekat
Hajar Aswad terletak di sudut timur Ka’bah dan terlihat seperti satu batu yang terlindung dalam bingkai perak, tetapi sebetulnya Hajar Aswad terdiri dari delapan batu kecil yang digabung dengan frankincense Arab.
Batu terkecil ukurannya tak lebih dari 1 cm, yang terbesar tidak melebihi ukuran 2 cm. Bingkai yang dibuat dari perak berfungsi sebagai pelindung dari batu suci itu.
Berdasarkan buku sejarah, Hajar Aswad yang berasal dari surga ditempatkan di Ka’bah oleh Nabi Ibrahim.
Umat Islam meyakini batu hitam yang terkenal itu turun dari surga dan diberikan kepada Nabi Ibrahim oleh malaikat Jibril. Batu Hajar Aswad kini diletakkan dalam sebuah bingkai perak dan ditempatkan di sudut Ka’bah di Masjidil Haram, Kota Makkah, Arab Saudi, sekitar 1,5 meter di atas tanah.
Makkah adalah pusat spiritual Islam karena di sanalah Nabi Muhammad menerima wahyu pertamanya di awal abad ke-7. Saat pelaksanaan ibadah haji atau umroh, umat Islam berjalan berlawanan arah jarum jam mengelilingi Ka’bah dalam prosesi Tawaf.
Di saat itulah peziarah biasanya menyentuh, mencium, atau melambai pada Hajar Aswad saat berjalan melewatinya.
“Batu itu awalnya berwarna putih, bukan hitam. Diperkirakan manusia menyentuh batu itu dan meminta pengampunan dari Tuhan, adalah alasan mengapa batu itu hitam, mencerminkan dosa umat manusia, menurut sumber-sumber Muslim,” kata Al Akiti.
Dia melanjutkan, tradisi Muslim menyatakan bahwa batu itu berasal dari Nabi Adam, manusia pertama. Sumber lain yang dikutip dari Oxford Islamic Studies Online, diyakini bahwa malaikat Jibril memberikan batu itu kepada Ibrahim ketika dia sedang membangun Ka’bah.
Sedangkan para ilmuwan menunjukkan bahwa batu Hajar Aswad kemungkinan adalah meteorit. Ada juga teori yang mengatakan batu ini jatuh dari langit.
Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga akhirnya sekarang berwarna hitam.
Batu ini memiliki aroma yang unik dan ini merupakan aroma wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya, dan pada saat ini batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di sisi luar Ka’bah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya.
Peziarah yang datang ke Ka’bah mencium batu hari ini karena Umar, khalifah Islam kedua, mengatakan kepada para pengikutnya bahwa dia telah melihat sendiri Nabi Muhammad melakukannya. (tom)