Oleh Dewangga Evan
Penulis adalah mahasiswa Sosiologi Fisip Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
EDITOR.ID, Provinsi Jawa timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki usia kerja terbanyak di Indonesia. Perkembangan kemajuan suatu daerah selain ditentukan dari kenaikan ekonominya, juga ditentukan dari rata-rata pendidikan dari masyarakat usia kerjanya.
Pemerintah provinsi Jawa Timur melalui janji kampanye Khofifah menyuguhkan program pendidikan bernama Pendidikan Gratis Berkualitas atau Tis-Tas. Melalui program ini, ada subsidi SPP dari pemprov untuk SMA dan SMK, serta pada tahun ini untuk Madrasah Aliyah (MA).
Namun ternyata program ini belum memberikan jawaban atas jumlah pendidikan terakhir yang dimiliki oleh Provinsi Jatim. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 3,31 juta orang atau 15,80%.
Kualitas Pendidikan
Meski semangat yang digaungkan oleh pemerintah provinsi adalah Gratis dan Berkualitas, namun pada nyatanya, program ini belum bisa dikatakan sebagai program yang berkualitas, karena belum bisa menekan angka pengangguran di Jawa timur yang notabene mayoritas dihuni lulusan smk sebesar 8, 64% dan sma sebesar 6,12 %. Mei, 2020. Pada Januari, 2021 terjadi lonjakan yang cukup besar. Untuk lulusan SMA meningkat sebesar 9,34% dan SMK sebesar 11,89%.
Ini menjadi pertanyaan yang menarik atas program pendidikan Tis-Tas, karena belum bisa memberikan jawaban serapan kerja yang konkrit bagi angkatan kerja lulusan SMA dan SMK, sehingga mereka belum bisa diterima oleh kebutuhan pasar Industri.
Pemprov Jatim harus mempunyai jawaban atas masalah-masalah ini, karena angkatan kerja lulusan SMA dan SMK kemudian menjadi angkatan yang siap diterima oleh Industri dan tidak menjadi beban pengangguran terbesar bagi Pemerintah Provinsi.
Di satu sisi, harus juga ada penegasan sampai ke bawah jika biaya-biaya sekolah SMK dan SMA ini benar-benar gratis dan jangan ada lagi kasus pemungutan biaya oleh beberapa SMA atau SMK di Jatim, sehingga Program ini tidak sekedar menjadi janji kampanye populis dan hanya gimmick saja dari Khofifah.