EDITOR.ID, Jakarta, – Ketua Umum Jokowo Mania (Joman) Emmanuel Ebenezer menyarankan Jusuf Kalla agar berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan.
Pasalnya, sampai saat ini, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokow) belum pernah menangkap orang yang mengkritik pemerintah.
“Kalau mengeluarkan peryataan itu hati-hati. Setahu saya belum ada yang mengkritik dipenjarakan Presiden,†ujarnya kepada EDITOR.ID, Selasa (16/2/2021).
Pria yang akrab disapa Noel ini mengatakan, sebagai figur publik, Jusuf Kalla semestinya melempar isu-isu yang dapat mencerdaskan anak bangsa.
Pasalnya, ungkap mantan aktivis 98 ini, isu yang dilemparkan JK terkesan menuduh pemerintah anti kritik, padahal tidak.
“Seharusnya JK kasih tau juga siapa yang dipenjara. Ada nggak yang dipidanakan yang mengkritik pemerintah Jokowi? Belum ada,†tegasnya.
Apalagi, Jusuf Kalla pernah dua kali menjabat sabagai wapres. Yakni di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan era Presiden Jokowi.
Bahkan, Noel curiga sosok yang pernah dua kali menjabat wapres itu malah mendukung kelompok-kelompok orang yang menyebarkan informasi hoax.
“Atau gini, jangan-jangan JK mendukung orang-orang yang menyebarkan berita hoax. Itu kan bahaya,†tegasnya.
“Artinya mantan wakil persiden harus bisa melihat mana yang namanya fitnah, mengkritik, dan menghujat,†sambungnya.
Menurut Noel, sejumlah aktivis yang dipenjara saat ini bukan karena mengkritik pemerintah. Tapi melakukan provokasi, menyebarkan fitnah atau berita hoax sehingga bisa memicu keterpecahbelahan bangsa Indonesia.
“Ini kan kebanyakan yang masuk penjara karena menyebarkan berita hoax. Bukan mengkritik membangun. JK tak tahu itu mana mengkritik mana hujatan,†tandas Noel.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, pada acara diskusi “Mimbar Demokrasi Kebangsaan†yang digelar Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jumat (12/2/2021), mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) memberikan sindiran atas permintaan Presiden Jokowi agar masyarakat memberikan kritik keras kepada pemerintah. Namun ia lantas mempertanyakan bagaimana caranya mengkritik tanpa ditangkap polisi. (Tim)