EDITOR.ID, Jakarta,- Hari pertama bertugas sebagai pembantu Presiden Joko Widodo, Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma langsung tancap gas. Ia tak perlu harus tunduk “protokoler” perjalanan dinas luar kota yang memboroskan uang negara.
Sebelum masuk kantor, Risma cukup blusukan ke belakang kantornya, Kantor Kementrian Sosial.
Meski dekat dengan Kantor Kemensos, disana fakta pemandangan orang miskin dan gelandangan berjejer tanpa sentuhan pemerintah. Selama ini kemana saja pejabat Kemensos? Seperti tak punya empati sama sekali.
Kebetulan belakang Kantor Kemensos adalah kawasan aliran Sungai Ciliwung. Disana Risma mengecek di lapangan kondisi orang miskin dan pemulung. Aksi Risma ini disaksikan Dirjen Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat dan Inspektur Jenderal, Dadang Iskandar.
Kali ini, Risma langsung turun ke bawah jembatan, memanjat tangga kayu seadanya yang sengaja dipasang warga setempat.
Persis di bawah kolong jembatan itu, Risma menyaksikan beberapa keluarga yang sengaja tinggal di sana. Risma berkeliling menyaksikan dan menyapa orang-orang miskin, pemulung, dan gelandangan.
Bahkan Risma bengok-bengok (teriak keras,red) ke penghuni kolong Jembatan. “Apa yang bisa saya bantu pak,” teriak Risma kepada para penghuni kolong di seberang sungai yang berjumpalitan tak menyangka akan didatangi Menteri.
Para penghuni kolong yang rata-rata gelandangan dan pemulung itu hanya diam kebingungan. Mereka sempat terpana. Dalam hati mereka: “Kok ada menteri yang mau-maunya menengok “rumah” kami ya” dalam benak mereka.
Kolong jembatan sekitar Jalan Pramuka Sari II itu dijadikan sebagai tempat berteduh para gelandangan yang tak memiliki tempat tinggal di ibu kota.
Tempat itu tampak begitu kumuh. Ada banyak sampah hasil buruan para gelandang disimpan di kolong jembatan. Di salah satu sudut, tampak salah satu lokasi hunian gelandangan. Di antaranya terlihat kasur gulung lusuh, almari butut, perangkat mandi, dan sandal jepit berserakan di sekitarnya, yang ditinggal penghuninya.
Risma terus menyusuri bantaran kali sambil menyapa satu-satu penghuni di sepanjang kawasan ini.
Kepada warga bantaran yang menyaksikan kedatangan rombongan ini, Risma menyampaikan lagi keinginannya untuk mengubah nasib mereka.
“Bapak Ibu, saya hanya ingin panjenengan tinggal di tempat yang lebih baik. Ayo Pak, mau ya Pak,” katanya.
Sebelumnya Risma sempat berdialog dengan seorang pemulung bersama istrinya sedang membawa gerobak berisi sampah di Fly Over Pramuka, Jalan Pramuka Sari II.