EDITOR.ID, Indramayu – Ceceran minyak mentah (crude oil) yang mencemari sepanjang pantai Balongan sampai Karangsong Kabupaten Indramayu hingga kini masih belum terpecahkan. Sumbernya pun belum diketahui. ‘Gelombang hitam’ bahkan kembali datang sejak tiga hari terakhir.
Kapal patroli milik Pertamina yang menyisir seluruh perairan laut Indramayu tidak menemukan tanda apapun terkait tumpahan minyak mentah. Padahal gelombang hitam semakin banyak, menggumpal dan menyebar di bibir pantai. Upaya pembersihan dilakukan bersama PT. Pertamina RU-VI Balongan, warga dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat.
Jauh sebelumnya, sumber ‘gelombang hitam’ dicurigai akibat adanya kebocoran pada instalasi pipa lepas pantai milik RU-VI Balongan. Namun
petugas gabungan patroli air tidak menemukan kebocoran pada seluruh fasilitas Singel Point Mooring (SPM).
Unit Manager Comrel and CSR PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan, Cecep Supriyatna, mengatakan hasil penelusuran terakhir dibantu Polair belum menemukan sumbernya. “Kami pastikan seluruh instalasi dan fasilitas SPM dalam keadaan baik,” ujar Cecep, Selasa (10/11).
Cecep menjelaskan, yang dilakukan saat ini adalah upaya membersihkan ceceran crude oil. Inisiatif warga secara sukarela membersihkan crude oil, kata dia, juga patut diapresiasi. “Sebelum tim kami tiba, warga setempat sudah lebih dulu bergerak. Kami langsung bergabung mengumpulkan gumpalan crude oil yang jumlahnya cukup banyak,” tandas dia.
Dari pantauan di lapangan, ceceran minyak mentah berwarna hitam pekat telah mengakibatkan kerusakan pada jaring tangkapan ikan nelayan, Ditemukan juga kematian ikan disekitar lokasi pencemaran.
Terpisah, Kepala DLH Aep Surahman menyampaikan pernyataan sama. Sampai saat petugas di lapangan masih menelusuri sumber munculnya gelombang hitam, crude oil. Materi pencemarannya pun, kata dia, sedang teliti. “Belum tahu darimana asalnya. Apakah ada tumpahan di lepas pantai, jauh dari perairan kita (Indramayu) atau penyebab lain,” kata Aep.
Reporter : Hendra Sumiarsa