EDITOR.ID, Indramayu – La Nina adalah kondisi anomali suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin daripada kondisi normalnya. Dampaknya mulai dirasakan di Kabupaten Indramayu. Ditandai adanya curah hujan dengan intensitas sedang dan tinggi hingga bercampur angin kencang. Dalam dua pekan terakhir anomali cuaca yang juga kerap disebut kejadian La Nina. BMKG merilis menjelang akhir tahun ini sampai awal tahun depan, Indonesia akan mengalami curah hujan yang tinggi. Dan kejadian La Nina akan semakin menambah tingginya curah hujan tersebut.
Merespon peringatan dini BMKG, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu pun bersiap. Pemkab bersama Polres dan Kodim 0616 Indramayu, segera bergerak. Dimulai dengan menggelar Apel Siaga Bencana di halaman Polres Indramayu, Jumat (6/11). Pjs.Bupati Indramayu, Bambang Tirtoyuliono, Kapolres Indramayu AKBP Hafidh S Herlambang, Ketua DPRD Syaefudin, Ps.Dandim Mayor Ruhiyat, Kajari dan Ketua Pengadilan Negeri setempat bersama melakukan pemeriksaan personel dan sarana pendukung siaga bencana.
Pada kesempatan itu, Pjs.Bupati Indramayu Bambang Tirtoyuliono mengingatkan masyarakat agar mewaspadai adanya bencana hidrometeorologi. Ia menjelaskan hidrometeorologi adalah bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti banjir, longsor dan puting beliung. Kondisi demikian, kata dia, berpotensi mengakibatkan terjadinya bencana alam. “INtensitas musim penghujan saat ini diperkirakan cukup tinggi, bahkan disertai angin kencang dampak fenomena La Nina. Jadi semua harus bersiap siaga menghadapi segala kemungkinan terburuk,” tegas Bambang.
Bambang juga memaparkan sejumlah kecamatan yang masuk dalam data kebencanaan gelombang pasang ata rob di Kabupaten Indramayu. Ada 10 dari 31 kecamatan yang selama ini menjadi daerah langganan rob yakni kecamatan Krangkeng, Karangampel, Juntinyuat, Balongan, Indramayu, Pasekan, Losarang, Kandanghaur, Patrol dan Sukra. Sedangkan untuk daerah rawan banjir akibat luapan sungai atau sebab lain terjadi di 8 wilayah yakni kecamatan Sukagumiwang, Kertasemaya, Jatibarang, Tukdana, Lohbener, Sindang, Losarang dan Terisi. “Secara kolektif perlu dilakukan langkah-langkah mitigasi antara lain melalui upaya edukasi preventif dan upaya responsif tanggap darurat oleh seluruh pihak, baik pemerintah daerah, TNI, Polri, relawan maupun masyarakat. Ini dilakukan sebagai upaya mengurangi cakupan wilayah yang terdampak bencana, kerugian harta benda, bahkan korban jiwa,†ujar Bambang seraya menambahkan untuk mengoptimalkan peran 61 kampung tangguh bencana dan serta Pos Komando Siaga Darurat Bencana.