EDITOR.ID, Indramayu – Memasuki masa pancaroba atau peralihan musim, cuaca di sebagian wilayah mengalami anomali. Akibatnya, cuaca cenderung tek menentu, bahkan ada yang ekstrem.
Forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn (Faiz), kepada editor.id menjelaskan, hasil pengamatan menunjukkan adanya perubahan cuaca ekstrem. Sebaran nya merata, hingga ke laut Utara Jawa meliputi Kabupaten Indramayu dan Cirebon.
Kata Faiz, anomali ini menumbuhkan awan pekat dengan potensi hujan lebat. Tidak itu saja, anomali ini juga memunculkan angin kencang, mendorong terjadinya gelombang hingga setinggi 2 meter. “Tinggi gelombang bisa 2 meter dengan kecepatan angin 56 km/jam. Ini akan berlangsung tiga hari ke depan,” jelas Faiz saat dihubungi lewat telepon, Senin (26/10).
Dalam perkembangan yang sama, Faiz juga memaparkan terjadinya penurunan suhu di awal pancaroba ini. Indikatornya terlihat dari suhu udara maksimum pada akhir musim kemarau tahun ini di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), yang sudah terlewati.
Faiz menyebutkan, suhu udara maksimum tertinggi pada tahun ini tercatat lebih rendah dibandingkan suhu udara maksimum tertinggi pada 2019. Pada tahun kemarin, suhu udara maksimum terjadi pada 22 Oktober 2019 sebesar 39,0 C. ‘’Suhu udara maksimum tertinggi di Ciayumajakuning sudah terjadi pada 2 Oktober 2020, sebesar 37,2 C,’’ imbuh Faiz.
Reporter : Hendra Sumiarsa