Jakarta, EDITOR.ID,- Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie berpeluang besar maju di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Keterkenalan figurnya dan raihan 193.556 suara di dapil DKI Jakarta III menjadi modal penting bagi Grace untuk maju.
Namun elektabilitas politisi perempuan ini belum terkuak. Berapa persen warga DKI Jakarta akan memilih dia.
Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni sempat menggoda Grace Natalie untuk maju dalam pemilihan gubernur (pilgub) Provinsi DKI Jakarta.
Pasalnya, mantan CEO Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) itu disebut memiliki rekam jejak yang baik dalam pemilihan legislatif (pileg) DPR daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta III.
“Sudah dua kali (Grace Natalie) pemilihan legislatif suara terbanyak di Jakarta. Enggak tahu nih apakah nanti apakah maju di DKI atau apa. Nanti, ya tergantung,” kata dia dalam kesempatan yang sama.
Grace diketahui meraih 193.556 suara di dapil DKI Jakarta III. Suara itu merupakan yang tertinggi dibandingkan raihan para caleg yang berkontestasi dalam pileg DPR di wilayah DKI Jakarta.
Namun, Grace tak dapat melaju ke Senayan lantaran suara partainya tak mencapai ambang batas 4 persen secara nasional.
Ketika ditanya kemungkinan untuk maju dalam pilgub DKI Jakarta, Grace tak banyak memberikan komentar. Ia masih akan melihat perkembangan situasi terlebih dahulu.
“Kita lihat dulu aja. Teman-teman pada ngegas semua nih. Sabar aja, baru aja selesai pileg-nya. Capek lagi, biar kita istirahat dulu, napas dulu,” ujar Grace.
Menanggapi peluang Grace maju di Pilgub DKI, Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujung Komarudin, menilai kans Grace Natalie untuk maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta cukup berat.
Pasalnya, sosok Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu belum tentu diterima oleh partai lainnya.
“Ya itu (Grace) kan terserah PSI, selera PSI. Namun apakah partai lain mau berkoalisi dengan PSI? Lalu apakah Grace itu laku di calon gubernur dan wakil gubernur?” kata Ujang, Jumat (22/3/2024).
Ia mengakui Grace mendapatkan suara paling tinggi dalam pemilihan legislatif (pileg) DPR di DKI Jakarta. Namun, kontestasi pilkada berbeda dengan pileg DPR.
Menurut dia, untuk mengusung calon gubernur (cagub) atau calon wakil gubernur (cawagub), dibutuhkan dukungan dari partai lain. Sementara nama Grace belum tentu diterima oleh partai lain.
“Itu hak PSI untuk mengusung Grace Natalie, tapi saya melihatnya sulit dan berat. Karena partai-partai belum tentu mau mengusung Grace Natalie,” kata dia.