Jakarta, EDITOR.ID,- Doa Nabi Idris ini menjadi salah satu doa yang dapat dibaca setelah shalat untuk permohonan ampunan atas dosa serta meminta hajat. Doa tersebut tidak hanya bertujuan untuk memperoleh apa yang dihajatkan, tetapi juga sebagai sarana untuk bertobat.
Doa Nabi Idris dapat ditemukan dalam kitab berjudul Qutul Qulub fi Mu’amalati Mahbub yang ditulis oleh Abu Thalib Makki. Kitab ini memuat berbagai doa dan praktik spiritual yang diajarkan untuk meningkatkan hubungan spiritual dengan Tuhan.
(Abu Thalib Al-Makki, Qutul Qulub fi Mu’amalati Mahbub,[Beirut, Dar Kutub Ilmiyah: 2005], jilid I, halaman 130).
Doa Nabi Idris memiliki kekuatan untuk mengabulkan segala keinginan dan menjadi sarana untuk memperbaiki diri. Nabi Idris sebagai sumber doa, dianggap sebagai figur yang memiliki kedekatan spiritual yang kuat dengan Tuhan. Dalam ajaran Islam, pentingnya memohon ampunan atas dosa dan berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan Tuhan ditekankan secara berulang kali. Karena itu, doa ini menjadi salah satu sarana yang sangat dihargai dalam praktik keagamaan.
Doa ini sangat penting, pasalnya tidak hanya memungkinkan seseorang untuk meminta hajat atau kebutuhan duniawi, tetapi juga sebagai wujud dari penyesalan atas dosa yang dilakukan. Dalam konteks ini, meminta ampunan dan bertobat merupakan langkah awal dalam proses spiritual untuk menyucikan diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Simak penjelasan Syekh Abu Thalib Al-Makki berikut:
حدثنا الحسن بن يحيى الشاهد: حدثنا القاسم بن داود القراطيسي حدثنا عبد اللَّه بن محمد القرشي حدثنا محمد بن سعيد المؤذن حدثنا سلام الطويل عن الحسن البصري قال: لما بعث الله عزّ وجلّ إدريس إلى قومه علّمه هذه الأسماء فأوحى اللَّه إليه: قلهنّ سراً في نفسك ولا تبدهنّ للقوم فيدعوني بهنّ، قال: وبهن دعا، فرفعه اللَّه عزّ وجلّ مكاناً علياً ثم علّمهن اللَّه عزّ وجلّ موسى عليه السلام ثم علّمهن اللَّه عزّ وجلّ محمداً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وبهن دعا في غزوة الأحزاب
Artinya, “Hasan bin Yahya As-Syahid meriwayatkan, “Dari Qasim bin Dawud Al-Qarathisi, dari Abdullah bin Muhammad Al-Qurasyi, dari Muhammad bin Said Al-Mu’adzin, dari Salam At-Thuwil, dari Hasan Al-Basri, beliau berkata:
“Ketika Allah swt mengutus Nabi Idris kepada kaumnya, Allah mengajari beliau nama-nama ini (40 Asmaul Husna) dan berfirman: “Bacalah nama-nama ini dalam hati dan jangan beritahukan kepada kaummu, agar mereka tidak berdoa dengan nama-nama ini.”
Nabi Idris berdoa dengan nama-nama tersebut, dan Allah mengangkatnya ke tempat yang tinggi. Kemudian Allah swt mengajari nama-nama tersebut kepada Nabi Musa as, dan kemudian kepada Nabi Muhammad saw. Beliau (Nabi Muhammad) berdoa dengan nama-nama tersebut pada Perang Ahzab.