Jatiasih Bojong Kulur, Bogor, EDITOR.ID – Innalilahi wa innailaihi rojiun… Telah meninggal dunia Sastrawan, Penyair, Abdul Hadi WM, pada pukul 03.36 dini hari Jumat, 19 Januari 2024, Prof Abdul Hadi WM, di Rumah Sakit RSPAD.
Jenasah akan disemayamkan di rumah duka: Vila Mahkota Pesona Jatiasih, Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor.
Dari RSPAD Gatot Subroto ke rumah duka, dimakamkan di taman pemakaman setempat setelah sholat Jumat.
Pribadi
Abdul Hadi W.M. atau nama lengkapnya Abdul Hadi Wiji Muthari adalah sastrawan, budayawan dan ahli filsafat berkebangsaan Indonesia
Abdul Hadi kelahiran: 24 Juni 1946 Kabupaten Sumene, Madura, Jawa Timur, lahir dari garis keturunan peranakan Tionghoa di wilayah Sumenep, Madura.
Ayahnya, saudagar dan guru bahasa Jerman bernama K. Abu Muthar, dan ibunya adalah putri keturunan Mangkunegaran bernama RA Sumartiyah atau Martiyah.
Abdul Hadi menikah dengan wartawati dan pelukis Tedjawati atau akrab dikenal sebagai Atiek Koentjoro.
Atiek adalah saudara sepupu budayawan Umar Kayam. Mereka dikaruniai tiga orang putri yaitu Gayatri Wedotami (atau juga dikenal sebagai Chen Chen, seorang cerpenis dan aktivis di bidang perdamaian antar-iman), Dian Kuswandini (seorang jurnalis yang sekarang bermukim di Paris), dan Ayusha Ayutthaya (seorang guru bahasa Mandarin).
Abdul Hadi WM telah memperoleh tiga orang cucu, dua orang anak perempuan dari Gayatri dan seorang dari Ayusha.
Sewaktu masih tinggal di Jakarta, Abdul Hadi WM hidup bertetangga dengan saudara sepupu ibunya, Soetarni, istri dari tokoh PKI Nyoto.
Dari sini keluarga Sutarni maupun keluarga Abdul Hadi WM menjadi dekat. Abdul Hadi WM menyukai karya Bach, Beethoven juga the Beatles hingga gemar berkebun.
Masa kecil
Abdul Hadi adalah putra ketiga dari sepuluh saudara kandungnya. Kedua kakaknya dan empat adiknya yang lain telah meninggal dunia ketika Abdul Hadi masih kecil.
Abdul Hadi kecil sudah berkenalan dengan bacaan-bacaan yang berat dari pemikir-pemikirannya Plato, Sokrates , Ghazali, Ranibdranath Tagore serta Muhammad Iqbal. Dan telah mencintai puisi dan dunia tulis-menulis.
Penulisannya dimatangkan terutama oleh karya-karya Amir Hamzah serta Chairil Anwar
Bersama teman-temannya Zawawi Imron dan Ahmad Fudholi Zaini, Abdul Hadi mendirikan sebuah pesantren di kota kelahirannya tahun 1990 yang diberi nama Pesantren An-Naba, yang terdiri dari masjid, asrama, dan sanggar seni tempat para santri diajari sastra, seni rupa (berikut memahat dan mematung), desain, kaligrafi, mengukir, keramik, musik, seni suara, dan drama.