Jakarta, EDITOR.ID,- Hasil jajak pendapat yang digelar Litbang Kompas menemukan popularitas dan elektabilitas calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka justru jauh melesat meninggalkan dua cawapres pesaingnya, Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD. Berdasarkan survei terbaru yang diselenggarakan Litbang Kompas, sosok Gibran jauh lebih terkenal dan disukai masyarakat ketimbang Mahfud dan Cak Imin.
Keterkenalan Gibran terjadi pasca ia sering disudutkan dan diejek pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Ini Warning buat pesaing Gibran!
Sosok Gibran jauh lebih dikenal publik secara luas ketimbang Mahfud MD dan Cak Imin. Padahal Muhaimin Iskandar politisi senior dan Ketum PKB. Sedangkan Prof Mahfud MD Menko Polhukam, mantan Ketua MK dan Guru Besar. Namun kedua Cawapres tersebut dikalahkan Gibran.
Dalam jajak pendapat yang digelar Survei Litbang Kompas terbaru pada Senin (11/12/2023) menempatkan Gibran cawapres paling banyak dikenal, diidolakan dan akan dipilih oleh responden.
Litbang Kompas menyebut pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memberikan izin kepada Gibran untuk maju, popularitasnya langsung melesat di urutan pertama.
Padahal, dalam survei sebelumnya pada Agustus 2023, popularitas Gibran nyaris tak terekam dalam survei atau hanya 0,1 persen.
Kini, tingkat pengenalan masyarakat terhadap Wali Kota Surakarta sekaligus putra sulung Presiden Joko Widodo itu mencapai 85,1 persen. Jumlah itu lebih tinggi dari cawapres nomor urut dua, Mahfud MD sebesar 72,2 persen, dan Cak Imin di urutan ketiga sebesar 55,3 persen.
Sejajar dengan tingkat popularitas, Gibran juga unggul di tingkat elektabilitas sebesar 37,3 persen. Disusul Mahfud di peringkat kedua sebesar 21,6 persen, dan Muhaimin di urutan ketiga mencapai 12,7 persen.
“Elektabilitas Gibran mencapai 37,3 persen, Mahfud MD 21,6 persen, dan Muhaimin 12,7 persen,” tulis peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan.
Dari jumlah itu, 28,4 persen sisanya belum menentukan pilihan.
Survei Litbang Kompas melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Metode tersebut tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error kurang lebih 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas tanpa sponsor darimanapun. (tim)
