Oleh : Ricky Sitepu, S.H
Penulis Adalah Tokoh Pemuda
EDITOR.ID,- Green Politics muncul sebagai kekuatan politik yang penting di banyak negara sejak 1970s, dan posisinya lebih sering berkarakter global. Isu yang diangkat dalam pandangan ini ialah isu lingkungan. Adanya krisis lingkungan yang marak terjadi menjadikan politik hijau memakainya menjadi sebuah objek yang perlu diuji dan dikaji.
Selain itu, politik hijau muncul dikarenakan adanya pengetahuan dan kewaspadaan manusia akan pentingnya lingkungan dan adanya hubungan anatara manusia dan alam yang perlu diperhatikan. Walaupun teori politik hijau dipandang sebagai teori Hubungan Internasional yang paling tidak berkembang namun teori ini tetap memberikan kontribusinya dalam Hubungan Internasional.
Teori politik hijau merupakan teori yang memiliki keunikan tersendiri dalam memandang fenomena dalam Hubungan Internasional. Teori politik hijau merupakan perspektif alternatif dalam Hubungan Internasional yang mengkritik perspektif tradiosional ketika menghadapi isu-isu spesifik seperti isu lingkungan yang menjadi fokusnya. Isu-isu kosmopolitan yang diangkat oleh perspektif alternatif seperti teori politik hijau merupakan sebuah hal yang melanggar kedaulatan yang tidak pernah diperhatikan oleh pandangan tradisionalis
Disinilah pandangan politik hijau dapat masuk kedalam teori Hubungan Internasional, yakni karena politik hijau dapat mengangkat isu tertentu yakni isu lingkungan yang dibahas dalam ranah internasional dan karena perspektif ini fokusnya dapat menyentuh konsep main perspective yang ada.
Tiga definisi karakter green political theory:
1. Eckersley : karekter Green Politics adalah ekosentrisme. Ekosentrisme adalah penolakan pandangan dunia antroposentrisme yang menempatkan nilai moral hanya pada manusia, dan mendukung pandangan yang menempatkan nilai bebas juga pada ekosistem dan semua makhluk hidup.
2. Goodin: karakter Green Politics adalah etika sebagai inti Green Politics, dan nilai menjadi inti teori Green Politics. Sumber nilai adalah dalam benda adalah fakta bahwa mereka memiliki sejarah pernah diciptakan oleh proses alam, bukan diciptakan manusia.
3. Dobson: dua karakter Green Politics adalah:
a. Penolakan antroposentrisme, seperti yang dikemukakan Eckersley, dan
b.Batas untuk pertumbuhan, hasil telaahan para pakar dunia terkemuka, analisis pada tataran global, & menggunakan modelling & simulation. Memprediksi “dooms day” atau kiamat yang akan tiba akibat ulah manusia sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa dua konsep dasar dalam Green Politics adalah ekosentrisme dan batas-batas pertumbuhan, asumsi dasar ini lahir dari kritik Green Politics terhadap tradisionalis. Dalam ekosentrisme Teori politik hijau mengkritik adanya etika antroposentris yang menempatkan kepentingan materi manusia lebih dahulu daripada kelangsungan ekosistem atau lingkungan.