Mon Keulayu, Gandapura, Bireuen, Aceh, EDITOR.ID – Imam Masykur (25), pemuda asal Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Bireuen, meninggal dunia di Jakarta. Sebelumnya, korban diduga diculik dan disiksa hingga dimintai Rp50 juta pelaku oknum TNI Paspampres bersama 2 rekan penculik lainnya. Sementara jenazah korban sudah dikebumikan di kampung halamannya, Sabtu (26/8/2023).
Video penyiksaan dan pelaku todong Rp50 juta ke keluarga korban
Video yang beredar di medias sosial (medsos), oknum penculik mengirimkan video kepada keluarga Imam Masykur yang berisi kondisi korban yang sedang disiksa.
Korban, Imam Masykur sempat menelepon keluarganya, meminta supaya dikirimkan uang Rp50 juta.
Bila terlambat dikirim dia akan dibunuh. Dia meminta adiknya menelpon ibu mereka supaya mengirimkan uang secepatnya.
Pada video lain, oknum penculik mengirimkan video kepada keluarga Imam Masykur yang berisi kondisi korban yang sedang disiksa.
Sembari menangis korban tak henti-hentinya meminta keluarganya mengirimkan uang supaya dia tidak lagi disiksa.
Bahkan kini video penyiksaan tersebut, juga foto surat laporan kepolisian hingga berita acara penyerahan mayat dan video peti mati Imam Masykur beredar luas melalui medsos
Penuturan saksi teman korban
Seorang kerabat korban yang menghubungi sejumlah media hingga pengacara kondang Hotman Paris Hutapea memberikan informasi dengan narasi sama, menyebutkan, pemuda bernama Imam Masykur berusia 25 tahun asal Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Aceh meninggal dunia di Jakarta, yang sebelumnya diculik, dari sebuah toko cosmetic pada Sabtu (12/8/2023), kemudian korban disiksa dan ditodong Rp50 juta.
Setelah pemberitahuan dari teman korban, teman korban itu tidak tahu pasti motif apa si penculik korban hingga korban merenggang nyawa.
Menurut sumber teman korban, Imam Masykur sempat mengubungi keluarganya di Aceh, pelaku meminta dikirimkan uang sebesar Rp50 juta.
“Dia membutuhkan kiriman uang secepatnya. Kalau tidak, Imam terancam akan dibunuh,” terangnya.
Penyerahan jenazah korban diterbitkan oleh
Penyerahan jenazah Imam Masykur di RSPAD Jakarta Pusat.
Korban merupakan warga Aceh yang berhimpun di organisasi Taman Iskandar Muda (TIM) Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Korban diculik dengan dugaan perampokan oleh ketiga pelaku, antara korban dan pelaku tidak saling mengenal.
Surat keterangan penyerahan mayat yang diterbitkan oleh Polisi Militer Kodam Jaya/Jayakarta, Kamis (24/8/2023), disebutkan bahwa (pelaku) Praka RM berdinas di kesatuan Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres.
Dalam surat yang ditandatangani Serka Agus itu juga dinyatakan bahwa (pelaku) Praka RM melakukan aksi penculikan dan pengniayaan bersama dua temannya.
Hotman Paris Hutapea angkat bicara
Hotman mengunggah rekaman teman korbanbdi akun Instagram/ @hotmanparisofficial, yang menceritakan kronologi penculikan terhadap temannya Imam Maskur. Suara teman korban dari rekaman tersebut pun kini beredar luas.
“Kenapa kasus viral rakyat kecil memerlukan bantuan tim hotman 911? Karena akun Instagram @hotmanparisofficial sangat berpengaruh dan selalu viral karena juga banyak di follow oleh banyak petinggi aparat hukum sehingga tindak tanduk aparat penyidik dan pejabat yang menangani kasusnya langsung kebaca oleh para petinggi polri dan para pejabat pemerintah RI setelah melihatnya di IG ini,” kata Hotman.
Tokoh Aceh angkat bicara
Anggota DPD RI asal Aceh, H Sudirman atau yang lebih dikenal dengan panggilan Haji Uma, mengecam penyiksaan yang dilakukan oknum Paspampres terhadap warga Aceh hingga warga korban tersebut merenggang nyawa.
“Tindakan yang dilkakukan oleh (oknum) Pampaspres terhadap warga Bireuen hingga meninggal dunia merupakan tindakan yang biad^p,” kata Haji Uma kepada wartawan.
Selain itu, Haji Uma juga meminta Presiden Jokowi menindak tegas oknum Paspampres tersebut, dengan memberhentikan dan menghukum dengan seberat-beratnya.
Haji Uma mengatakan, ia mendapatkan informasi ada penyerahan jenazah korban, Imam Masykur dari RSPAD Jakarta Pusat.
Penyerahan jenazah itu dilakukan pada 24 Agustus 2023. Namun, informasi ini baru berkembang pada Sabtu (26/8/2023) malam.
Kasus penculikan, penyiksaan hingga korban warga Aceh meninggal dunia Kini Ditangani POM
Kabar dugaan penculikan, penyiksaan hingga korban meninggal dunia terhadap warga Aceh, Imam Masykur hingga beredar begitu cepat di kalangan masyarakat Aceh.
Foto-foto korban, termasuk foto penyerahan mayat korban di RSPAD Jakarta Pusat, dan sejumlah viideo yang diduga saat korban mengalami penyiksaan pun ikut beredar di medsos.
Dalam beberapa video yang beredar, salah satunya tampak Imam Masykur disiksa oleh pelaku di dalam mobil.
Sementara video lainnya, tampak seorang laki-laki warga Aceh menerima telepon dari Imam Masykur.
Dalam video itu, terdengar suara Imam Masykur yang meminta dikirimkan uang sebesar Rp 50 juta.
Pelaku sudah ditangkap dan kasusnya ditangani oleh POM
Fakta korban Imam Masykur diculik, disiksa, dianiaya hingga meninggal dunia oleh Oknum Paspampres bersama 4 temannya di Jakarta.
Pelaku teridentifikasi yakni Raswandi Manik. Raswandi Manik, merupakan oknum Paspampres.
Tiga orang pelaku termasuk dia telah berhasil ditangkap pada Minggu, 27 Agustus 2023.
Sementara dua orang temannya masih dalam pengejaran petugas.
Penuturan ibu korban (Imam Masykur) Fauziah
Fauziah ibu korban (Imam Masykur) mengaku sudah putus komunikasi dengan putranya yang diculik oleh oknum TNI tersebut.
“Teman-temannya juga kehilangan kontak dengan anak saya, sehingga kami memutuskan berangkat ke Jakarta,” katanya.
Fauziah mengungkapkan, pada malam pertama putranya diculik, si pelaku oknum TNI berkali-kali menghubunginya melalui telepon seluler.
“Kejadian itu berlangsung pada Sabtu malam tanggal 12 Agustus 2023,” tuturnya saat dihubungi di rumah kediamannya, Gampong Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Minggu (27/8/2023).
Fauziah menjelaskan, oknum TNI yang menculik putranya itu terus menelepon mulai pukul 19.00 WIB sampai 22.00 Wib.
“Dia meminta uang tebusan Rp50 juta. Bila uangnya tidak segera kami kirimkan, anak saya akan dihabisi dan dibuang ke sungai,” papar Fauziah.
Fauziah meminta ke oknum TNI tersebut untuk bersabar agar memberi waktu untuk mencari uang sebesar itu tak mungkin sekejap mendapatkan uang Rp50 juta.
“Saat pembicaraan tersebut, mereka memperdengarkan jeritan anak saya yang sedang disiksa,” tutur Fauziah.
Fauziah memohon agar penyiksaan terhadap putranya segera dihentikan. “Saya minta jangan menyiksa anak saya dan uangnya sedang saya usahakan,” jelasnya.
Penculikan, penyiksaan, penganiayaan hingga Imam Masykur meninggal dunia di Jakarta menyisakan duka mendalam bagi Fauziah, ibu korban yang menjemput langsung jenazah putranya di Jakarta.
Kronologi Kejadian
Imam Masykur, asal Desa Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen, Aceh. Merantau ke Jakarta tepatnya di daerah Tangerang.
Musibah menimpa Imam Masykur saat di Tangerang, ia bersama temannya pernah diculik oleh sekelompok orang tidak dikenal dengan meminta tebusan sebanyak Rp13 juta. Kemudian menebus permintaan penculikan.
Selang dua minggu, pada 22 Agustus 2023 peristiwa penculikan kembali terjadi terhadap Imam Masykur.
Para pelaku yang berjumlah lima orang nekat menghampiri di kediaman korban di Tangerang, dengan meminta uang tebusan Rp50 juta.
Waktu itu korban bersama temannya yang berhasil kabur saat hendak akan diculik oleh kelompok pelaku.
Fakta selanjutnya korban yang berhasil dibawa oleh kelompok aksi kejahatan itu menyuruh menelpon temannya yang kabur tadi.
Suara merintih kesakitan terdengar di telpon WhatsApp disertai video penganiayaan terhadap korban.
Temannya yang merespon panggilan dari korban tak kuasa mendegar suara korban merintih kesakitan sembari dianiaya oleh salah seorang pelaku menggunakan alat yang belum diketahui hingga korban meninggal dunia.
Sisi lain, keluarga korban mengungkapkan sejumlah luka berat terdapat di bagian tubuh korban seperti patah tulang dibagian rusuk, rahang, dan di punggung belakang. Akibatnya, korban meninggal dunia.
Pada tanggal 12 Agustus 2023, korban Imam Masykur didatangi pelaku lalu membawa pergi secara paksa.
Setelah itu, keluarga menerima telepon dari korban dan saat itu ia menyebutkan sedang dianiaya oleh pelaku yang menjemputnya.
Tak hanya itu, pelaku juga mengirimkan video penyiksaan Imam Masykur kepada keluarganya.
Setelah itu, korban tidak lagi bisa dihubungi dan tidak pulang-pulang lagi ke rumah.
Sementara itu, para kerabat Imam Masykur yang mengetahui kejadian penculikan tersebut terus melakukan pencarian.
“Namun kami tidak menemukan titik terang, kami tidak punya petunjuk tentang lokasi penyekapan korban,” sebut Bahri, pemuda Aceh di Jakarta.
Tak sampai di situ, ungkap dia, para kerabat korban yang geram melihat video penyiksaan Imam Masykur tak henti-henti melakukan pencarian dengan fasilitas yang memadai.
“Tapi tetap saja tak kunjung membuahkan hasil. Hingga hari kedua pencarian, Imam Masykur belum ada kabar keberadaannya,” tutur Bahri.
Selanjutnya keluarga korban meminta bantuan ke Polda Metro Jaya untuk melakukan pencarian bersama-sama dengan kerabat korban.
Karena itu, keluarga korban bernama Said Sulaiman dan Fauziah melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya pada 14 Agustus 2023.
Menurut Said Sulaiman, Imam Masykur dibawa paksa di kawasan Rempoa, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, 12 Agustus 2023.
“Pencarian terus kami lakukan. Akhirnya, pada hari ke-13 Imam Masykur berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Mayat korban dibuang di daerah Karawang dengan kondisi sangat mengenaskan,” imbuh kerabat korban tersebut.
Setelah beberapa hari tak ada kabar lagi tentang Imam Masykur, baru pada tanggal 24 Agustus 2023, keluarga korban mendatangi RSPAD Jakarta Pusat untuk mengambil jenazah Imam Masykur.
Selanjutnya keluarga korban, dengan bantuan kerabat korban di sana, memulangkan jenazah Imam Masykur ke kampung halamannya di Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Aceh.
Jenazah Imam Masykur diterima oleh Said Syahrizal yang merupakan keluarganya.
Proses serah terima jenazah Imam Masykur dari aparat berwenang kepada keluarga korban.***