Australia, EDITOR.ID. Ada berkah di balik pandemi COVID-19, salah satunya adalah aplikasi Canva terbilang sukses hingga pendirinya dan juga sebagai CEO, Melanie Perkins telah dinobatkan sebagai wanita terkaya ranking tiga di Australia.
Kejelian Perkins membuat aplikasi di masa pandemi untuk mereka pengguna media sosial yang pada umumnya tertarik untuk bisa dipermudahkan dengan ide-ide dari bantuan aplikasi yang bisa memudahkan orang membuat ilustrasi, membuat presentasi, membuat kartu nama, hingga membuat logo brand maupun untuk keperluan bisnis lainnya.
Tak hanya itu, Perkins juga ia pun didapuk menjadi miliarder (dalam dolar AS) termuda di Negeri Kanguru.
Diakuinya mendapat Investasi dari Aktor Hollywood. Sejak memulai bisnisnya, Perkins sempat mengalami kesulitan dalam mencari investor.
Semenjak awal pendirian startup Canva dikendalikan olehnya berawal mendapat USD 8,77 miliar pendanaan terkini senilai USD 87 juta dari beberapa investor termasuk Blackbird Ventures dan Sequoia Capital.
Pada bulan Oktober 2019, kekayaan Perkins diestimasi USD 1,3 miliar. Nah saat ini, hartanya diestimasi melonjak sampai USD 2,5 miliar atau berharta di kisaran Rp 35 triliun, menurut International Business Times.
Siapa Melanie Perkins
Melanie Perkins adalah wanita keturunan Filipina, pendiri platform desain grafis aplikasi Canva.
Ia meraih kesuksesan di usia muda yakni 32. Belakangan penggunaan Canva memang melonjak hingga 50% sejak pandemi Corona.
Tak heran jika kekayaannya semakin bertambah. Berikut fakta menarik dari Melanie Perkins yang bisa menginspirasi.
Tak salah lagi ia seorang perempuan yang menguasai teknologi.
Kisah Perjalanan Suksesnya
Perkins memulainya pada tahun 2013 dengan misi membuat platform desain tersedia bagi semua, baik itu desain kartu nama, presentasi ataupun logo. Ia mendirikannya bersama sang tunangan, Cliff Obrecht.
Dimulai ketika usianya yang masih 19 tahun, Perkins masih kuliah, di kampusnya bertemu dengan Cliff sama-sama satu Universitas di Pert – Australia.
Dari bangku kuliah ide membuat platform desain Canva sudah ada di benaknya dan bersama Cliff aplikasi tersebut diwujudkan dibuat bersama.
Pembuatan aplikasi tersebut dikarenakan dalam keseharian membuat disain, Perkins sering bergelut menggunakan Microsoft atau Adobe, menurutnya susah digunakan.
Seperti Perkins utarakan awal kisahnya kepada CNBC: “Orang harus menghabiskan seluruh semester mempelajari di mana tombol – tombolnya dan hal itu rasanya sungguh konyol,” kata Perkins, dikutip dari CNBC.
“Saya pikir di masa depan, semua itu akan menjadi online dan kolaboratif serta jauh lebih sederhana ketimbang tool yang berat itu,” sambung Perkins.
Memulai Aplikasi Canva
Berawal dari 2010, Perkins terkejut mendapat undangan dari seorang investor San Francisco bernama Bill Tai untuk mempresentasikan idenya tentang Canva.
Hasil presentasi Perkins membuat Bill merasa puas, kepuasan Bill diwujudkan dengan mereferensikan Perkins dengan sejumlah orang-orang penting yang merupakan relasi bisnis Bill.
Perkins dan Bill menikah. Hingga pada 2012 dalam sebuah presentasi memaparkan ide aplikasi Canva dari Pasangan muda ini, Perkins kembali berhasil menarik perhatian dari sejumlah investor para rekanan bisnis Bill.
Dari hasil presentasi tersebut terbentuklah tim hingga menetapkan jajaran kepengurusan dengan menetapkan pimpinan ditambah satu personel sebagai co founder lain, dialah Cameron Adams.
Sejak 2012, Perkins memperoleh pendanaan tahap perdana, untuk perusahaannya tersebut menerima USD 1,5 juta. Namun aplikasi Canva hanya bisa digunakan diantara mereka rekanan bisnis saja.
Setahun kemudian, 2013, meluncurlah secara resmi aplikasi Canva untuk publik.
Dengan seiringnya berjalannya waktu, aplikasi Canva ternyata disambut baik oleh publik, karena aplikasi Canva terbukti menarik minat banyak pengguna, mudah dipakai, berkualitas, tidak mengecewakan sampai sekarang.
Cek Fakta Sukses Melanie Perkins Menjadi Wanita Terkaya Versi International Business Times
1. Memulai Bisnis Kecil-kecilan Jasa Pembuatan Disain Ruang Tamu, usaha sampingan yang dimulainya di ruang tamu rumah keluarga.
Seperti diceritakan diatas, aplikasi Canva dibuat berawal ketika seorang mahasiswi Melanie Perkins menemukan kesulitan menggunakan software desain grafis.
Nah, dari situ mendorong Perkins untuk menciptakan sesuatu untuk mempermudah agar praktis mendisain segala ruangan.
Selain bisnis jasa pembuatan disain ruangan,
Perkins juga membuat aplikasi buku tahunan yang dinamakan Fusion Book
Fusion Book justru menurut Perkins merupakan aplikasi yang dibuatnya sebelum aplikasi Canva.
Dan aplikasi Canva kini banyak digunakan para pelajar hingga digunakan untuk tujuan berbisnis.
2. Menjadi Salah Satu Wanita Terkaya di Australia.
Melanie beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai wanita terkaya ketiga di Australia. Hartanya diestimasi melonjak hingga $2,5 miliar atau Rp 35 triliun. Sebelum pandemi Corona, Melanie berada di peringkat 17 dalam daftar Young Rich List 2018.
3. Berbisnis dengan tunangannya
Melanie memiliki partner bisnis Cliff Obrecht yang merupakan tunangannya sendiri.
Mereka memulai usaha ini sejak 2013 ketika Melanie dan Cliff masih mahasiswa. Ketika itu, Melanie merasa jika software-software desain dari Adobe atau Microsoft terlalu sulit digunakan. Akhirnya mereka sama-sama membangun aplikasi Canva hingga sekarang.
4. Dapat Investasi dari Aktor Hollywood
Di awal bisnisnya, Perkins awalnya diakuinya sempat mengalami kesulitan dalam mencari investor. Namun ia tak patah semangat hingga akhirnya bisa mendapat dukungan dana dari aktor-aktor Hollywood, Woody Harrelson dan Owen Wilson.
Fakta sesungguhnya Perkins yang kini sebagai CEO Canva, untuk mendapatkan semuanya itu tentu tidak simsalabim, dari proses awal hingga sebagai wanita terkaya di negaranya tentu dia lalui dengan proses cukup panjang, selalu berikhtiar, sabar dan pastikan tetap selalu semangat.
Dampaknya, semenjak ada aplikasi Canva terutama para pebisnis online baik pemula bahkan para senior merasakan manfaatnya, pastinya terbantu sampai penggunaannya sukses dengan usahanya. ***